Advertiser

Your Ad Here

KEMATIAN SEBAGAI NASEHAT*)

Allah berfirman:

Artinya:"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS. Ali 'Imran :185)
Janganlah tertipu oleh masa muda, kekuatan dan kesegaran fisik. Kematian itu tidak mengenal masa muda. Kekuatan dan kesehatan tidak akan mampu mencegah kedatangannya. Allah memperlihatkan kepada kita kematian yang merenggut nyawa seorang bayi, anak kecil, orang muda, orang tua dan orang sakit. Oleh karena itu setiap orang harus sadar bahwa ia pasti mengalami kematian, kapan saja. Telah siapkah kita menghadapinya dan meninggalkan dunia?
Kita dianjurkan untuk banyak-banyak mengingat mati dan bersiap menyambutnya, sebagaimana pesan Nabi saw:

Artinya:"Banyak-banyaklah mengingat sang pemutus kelezatan (yakni maut)." Hadits shohih riwayat Ahmad dll.
Tahukah kita tentang kematian dan sakaratul maut yang menakutkan?
Ketika sakaratul maut tiba pada diri seseorang, maka syaitan akan menghimpun segala kekuatan dan kelicikannya. Dibujuknya orang itu untuk kufur, dicintakan kepadanya kemurtadan dan dihiasinya dunia di matanya sembari mengingatkan akan kenikmatan dunia, agar orang tersebut berpaling dari akhirat dan harapan bertemu Allah. Akhirnya orang itu tidak ingin mengalami kematian dan matilah ia dalam kekufuran. Tanyakan pada diri kita masing-masing, apakah peristiwa kematian telah dapat memberikan bekas? Begitu juga ketika menyaksikan orang mati, mengusung jenazah, lalu menguburkannya di liang lahat, adakah pengaruhnya pada diri kita? Jika melewati kuburan, apakah mengingatkan kita akan kematian? Apabila semua itu tidak menimbulkan pengaruh sedikitpun dalam diri kita berarti itu adalah salah satu dari tanda-tanda lemahnya keimanan dan ringkihnya ruhiyah kita, yang kalau dibiarkan akan semakin sakit dan akhirnya mati, na'udzubillah.
Menghadirkan kematian dan tidak melupakannya akan membuat seseorang senantiasa merasa asing hidup di dunia, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW:

"Jadilah engkau di dunia seakan orang asing atau pengembara. Dan golongkanlah dirimu dalam kelompok penduduk kubur." (HR Bukhary, Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah dari Abdullah bin Umar)
Perasaan terasing tersebut berdampak sangat unik, diantaranya:
1. Segala cobaan dan rintangan yang dialami seseorang akan terasa ringan dan hati menjadi sabar
2. Pandangan seseorang akan tertuju ke tempat tinggal yang sebenarnya berupa rumah akhirat. Dia tidak merasa tentram dengan kehidupan duniawi apalagi condong kepadanya. Dia senantiasa mengaharapkan kenikmatan di akhirat yang abadi, sehingga diiringi dengan upaya yang sungguh-sungguh untuk mencapai cita-citanya itu.
3. Memelihara dengan serius segala sarana pensuci diri dan pembersih hati dan menopangnya dengan kekuatan dan semangat.
Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah saw:" Siapakah orang yang paling pandai dan mulia ya Rasulullah?" Beliau menjawab: "Yang paling banyak mengingat mati dan paling siap menghadapinya, mereka itulah orang-orang yang pandai, mereka pergi dengan membawa kemulyaan dunia dan kehormatan akherat." (HR. Ibnu Majah)
Shofiyyah rodhiyallahu 'anha berkata:" Ada seorang perempuan mengadu kepada Aisyah tentang kekerasan hatinya, maka Aisyah berkata: Perbanyaklah mengingat kematian, maka akan lembut hatimu. Maka perempuan itu melakukannya dan haluslah hatinya. Kemudian datanglah dia menemui Aisyah dan berterimakasih padanya."
Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan seseorang dalam rangka untuk mengingat kematian:
 Mengosongkan hati dari kesibukan-kesibukan dunia
 Mengingat teman-teman dekatnya yang sudah meninggal, dengan menziarahi kubur mereka
 Berkumpul dalam majlis dzikir
 Menulis wasiyat sebelum tidur, dll
Diantara tanda-tanda kecintaan hamba kepada Allah adalah dia akan senantiasa ingin bertemu dengan Allah di syurga, karena seseorang yang cinta pasti ingin bertemu dengan kekasihnya. Sehingga jika dia sudah tahu bahwa tidak mungkin menggapai keinginannya itu kecuali dengan pergi dan meninggalkan dunia ini dengan kematian, maka dia harus cinta pada kematian dan tidak lari darinya. Kematian adalah kunci pertemuan dan pintu masuk untuk menyaksikanNya.
Para ulama berpesan: "Berpisah dengan kekasih itu menyedihkan, jika engkau cinta dunia maka engkau benci bertemu Allah, sehingga kedatanganmu pada kematian adalah sesuatu yang tidak engkau sukai dan berpisahnya engkau dari kekasihmu. Semakin orang itu cinta pada sesuatu maka semakin pahit dan sakit berpisah dengannya. Oleh karena itu cintailah sesuatu yang tidak mungkin engkau berpisah dengannya yaitu Allah swt." Seseorang yang benar-benar cinta pada Allah pasti senantiasa mengingat dan menyebut kematian, karena itu adalah waktu pertemuannya dengan Kekasihnya. Barang siapa yang meninggalkan dunia sedangkan dia cinta Allah maka dialah orang yang bahagia, dan barang siapa yang bertemu Allah sedang dia cinta dunia maka dialah orang yang sengsara. Allahu A'lam

*) Disampaikan dalam acara "Temu Muslimah dan Pelatihan Perawatan Jenazah" Yayasan PERMATA Malang, Kamis 15 Juni 2000, oleh Ust. Imam Syafi'I, Lc (pimpinan Lembaga Bahasa Arab dan Studi Islam Ma'had Al Ihsan Malang)

FIQIH PRAKTIS PERAWATAN JENAZAH*)

A. KETIKA SAKIT SAMPAI MENINGGAL
1. Wajib bersabar, tidak menggerutu dan tidak menampakkan kesedihan.
2. Dianjurkan untuk berobat dengan sesuatu yang mubah, hadits Nabi saw: "Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit kecuali Dia menurunkan obat, maka berobatlah."(HR. Ibnu majah dan Hakim - shohih). "Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan kalian pada hal yang diharamkan."(HR.Tabrani)
3. Boleh menggunakan ruqyah (bacaan/mantra) yaitu dengan ayat-ayat Al Qur'an dan doa-doa yang ma'tsur (ada anjurannya). Hadits Nabi saw: "Tidak apa-apa dengan ruqyah selama tidak ada kesyirikan." (HR. Muslim)
4. Diharamkannya tamimah (jimat), hadits Nabi saw: "Barang siapa yang menggantungkan jimat maka sungguh dia telah syirik." (HR. Ahmad dan Hakim)
5. Berdoa untuk kesembuhannya:

"Ya Allah, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembuhkanlah, Engkai adalah Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhanMu, kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit." (HR. Bukhori )
6. Boleh mengisolasi pasien, berdasarkan perkataan Nabi saw kepada para pemilik onta: "Jangan mencampurkan antara yang sakit dan yang sehat." (HR. Muslim), jika hal ini pada hewan maka pada manusia lebih utama.
7. Wajib menjenguk orang sakit, hadits Nabi saw:"Berilah makan orang yang lapar dan jenguklah orang sakit." (HR. Bukhori)
8. Wajib berbaik sangka kepada Allah ketika sakit, hadits Nabi saw:"Janganlah mati salah seorang diantara kalian, kecuali dia berbaik sangka pada Allah."(HR.Muslim)
9. Mentalqin (membimbing) orang yang mau meninggal, hadits Nabi saw: "Bisikkan kepada orang yang akan mati diantara kalian kalimat lailahaillallah.'(HR. Muslim)
10. Menghadapkannya ke kiblat
11. Menutupkan ke dua mata orang yang meninggal dan menyelimutinya serta tidak berkata di sisinya kecuali yang baik karena malaikat akan mengaminkannya, seperti disebutkan dalam riwayat Muslim.

B. PADA SAAT WAFAT SAMPAI DIKUBURKAN:
1. Mengumumkan kematiannya agar mereka datang, berdasarkan perbuatan Nabi saw saat kematian raja Najasyi, Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Tholib dan Abdullah bin Rowahah ketika mereka mati syahid. Sedangkan yang terlarang adalah menyebarkannya di jalan-jalan dan di pintu-pintu masjid dengan suara keras dan menjerit.
2. Diharamkannya Niyahah (menyesali kematian) karena bisa menyebabkan mayit disiksa (HR. Muslim) tapi boleh menangis karena Rasulullah saw melakukannya ketika putranya Ibrahim wafat.
3. Diharamkan Ihdad (tidak menghias diri) lebih dari 3 hari, kecuali jika suaminya yang wafat maka wajib 4 bulan 10 hari (Muttafaq 'alaih)
4. Membayarkan hutang-hutangnya," Jiwa seorang mukmin akan tergantung dengan hutang-hutangnya sampai dibayarkan." (HR. Bukhori)
5. Istirja' (mengatakan Inna lillahi..), berdoa dan bersabar
6. wajib memandikannya, jika terpaksa tidak ada air maka ditayamumkan.
7. Wajib mengkafaninya.
8. Wajib mensholatinya;
Rukun-rukunnya: Berdiri bagi yang mampu, niat, takbirotul ihram, membaca Al Fatihah, takbir ke dua, bersholawat pada Nabi saw, takbir ke tiga, membaca doa diantara doa yang dianjurkan adalah:


Takbir ke empat, berdoa:

Salam.
9. Mengantarkan jenazah bagi laki-laki, sedangkan bagi perempuan dimakruhkan
10. Menguburkannya

C. SETELAH PENGUBURAN
1. Beristighfar dan berdoa untuk mayit, karena pada saat itu dia ditanya.oleh malaikat
2. Meratakan kuburannya dengana tanah, dan boleh menandainya dengan sesuatu.
3. Larangan membangun kuburan (HR. Muslim)
4. Makruh duduk di atas kuburan (HR. Muslim)
5. Larangan membangun masjid di atas kuburan. "Allah melaknat orang-orang Yahudi yang menjadikan kuburan-kuburan Nabi mereka sebagai masjid." (Muttafaq 'alaih)
6. Larangan menggali kuburan dan mengeluarkannya, kecuali karena terpaksa.
7. Anjuran berta'ziyah, berbela sungkawa dan menganjurkan keasabaran.
8. Berziarah kubur.


*)Disarikan dari kitab "Minhajul Muslim karya Asy Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairy"
0 Responses

Posting Komentar