Advertiser

Your Ad Here

Lunar Oasis untuk Bertani di Luar Angkasa



Rabu, 15 April 2009 | 23:03 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Meski tak ada oksigen di Bulan, tumbuh-tumbuhan sudah bisa ditanam di sana. Paragon Space Development Corporation telah mengembangkan rumah kaca portabel yang dapat dipakai untuk membudidayakan tanaman di ruang angkasa.

Bentuk rumah kaca yang lebih mirip lampu taman itu hanya setinggi 46 centimeter. Tabung kaca bening diperkuat dengan alas berbentuk segitiga dari bahan aluminium. Di dalamnya terdapat media tanam dan nutrisi yang cukup untuk menumbuhkan biji tanaman jenis Brassica, sejenis caisim atau kailan yang berbunga kuning.

Miniatur rumah kaca yang didesain untuk mendukung pertanian di luar angkasa itu disebut Lunar Oasis. Uji coba pertamanya ke permukaan Bulan direncanakan tahun 2012 menggunakan pesawat buatan Odyssey Moon Ltd. yang kini masih dikembangkan.

"Mendiami Bulan atau Mars kelihatannya masih lama, namun penting untuk melakukan penelitian sejak sekarang," ujar Jane Poynter, presiden Paragon. Apalagi, untuk menciptakan sistem pendukung kehidupan yang efisien dan layak juga membuthkan penelitian lama.

NASA berambisi mengirimkan kembali manusia ke Bulan pada tahun 2020 dan ke Mars tahun 2030. Jika tanaman bisa dibudidayakan di sana, astronot tak perlu setiap hari makan pasta dan pil. Makan sayur segar pun bisa setiap saat.
Label: 0 komentar | edit post

Minyak Mendongak, Rupiah Melemah


Jumat, 29 Mei 2009 | 10:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat (29/5) pagi, melemah 35 poin menjadi Rp 10.335-Rp 10.350 per dollar AS dibandingkan penutupan hari sebelumnya, Rp 10.300-Rp 10.310, karena pelaku pasar kembali melepas rupiah.

Analis valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Jumat, mengatakan, turunnya rupiah terhadap dollar AS karena pelaku asing aktif membeli dollar akibat menguatnya harga minyak mentah dunia.

"Harga minyak mentah dunia naik di atas 65 dollar AS per barrel yang mendorong pelaku pasar lebih cenderung membeli dollar ketimbang rupiah," katanya.

Kenaikan harga minyak mentah dan kemungkinan pecahnya perang antar-Korea (Korea Utara dan Selatan) menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar yang segera memburu dollar AS. "Meski pasar khawatir, posisi rupiah masih tetap bagus karena berada di bawah angka Rp 10.400 per dollar AS," ujarnya.

Menurut dia, Bank Indonesia kemungkinan akan masuk pasar untuk melakukan intervensi agar rupiah tidak terus tertekan dan mendekati angka Rp 10.400 per dollar.

Ia mengatakan, rupiah saat ini memang agak tertekan, tetapi berpeluang untuk menguat lagi karena berbagai indikator ekonomi masih cukup baik dengan tingkat pertumbuhan pada kuartal I-2009 sebesar 4,4 persen.

"Meski ekonomi tumbuh lebih baik dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya, Indonesia di dalamnya sebenarnya masih rapuh. Tumbuhnya ekonomi hanya ditopang sektor konsumsi," tuturnya.

Rupiah yang terpuruk sejak pekan lalu, menurut dia, karena pelaku melihat dollar AS di pasar uang Asia cenderung membaik yang didukung membaiknya permintaan obligasi di pasar AS.

Namun, kondisi ini tidak akan berlangsung lama karena muncul laporan bahwa data retail AS cenderung merosot sehingga memicu tingkat pengangguran AS meningkat.

Investor Asing Baru Sadar Indonesia Menarik


Kamis, 28 Mei 2009 | 09:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tiba-tiba saja sejumlah perusahaan investasi asing getol merekomendasikan beli atas instrumen-instrumen investasi terbitan Indonesia. Padahal, sepanjang kuartal terakhir 2008 hingga kuartal pertama 2009, mereka masih alergi masuk ke pasar modal kita.

Buktinya, pada penerbitan obligasi global Februari lalu, Indonesia mesti membayar bunga kupon yang sangat tinggi, 11,625 persen, untuk seri obligasi dalam mata uang dollar AS bertenor 10 tahun. Padahal, Filipina yang peringkat utangnya lebih rendah dari kita hanya memberikan imbal basil sekitar 8 persen.

Kini, lembaga investasi asing seolah baru menyadari, risiko investasi Indonesia jauh lebih rendah ketimbang Filipina. Pasalnya, Indonesia memiliki komoditas yang menunjang pemulihan ekonomi. "Indonesia seperti gula-gula lantaran mempunyai banyak komoditas, seperti minyak, logam dasar, dan batu bara yang masih dibutuhkan di seluruh dunia," ujar Winston Herrera, analis kredit BNP Paribas SA di Hongkong, seperti dikutip Bloomberg (2715).

Pada hari yang sama, Citi Private Bank menyatakan, selain Thailand, investasi surat utang Pemerintah Indonesia lebih disukai di kawasan Asia. Awal pekan ini, Deutsche Bank AG juga menyarankan agar investornya membeli saham-saham di Indonesia. Pada 18 Mei, JPMorgan pun mengerek rekomendasi investasi Indonesia dari netral menjadi overweight.

Sebelumnya, Western Asset Management Co, Allianz SE, DBS Asset Management, dan Fortis Investment pun berpandangan positif terhadap pasar Indonesia. Alasannya, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono mampu mengendalikan inflasi di bawah 10 persen dan melonggarkan likuiditas valas. Alhasil, empat lembaga investasi yang secara gabungan mengelola aset senilai 1,7 triliun dollar AS tersebut berani membeli Surat Utang Negara (SUN).

Adapun ING Groep NV meramalkan, kurs rupiah bisa melaju ke Rp 9.800 per dollar AS dalam tiga bulan dan mencapai Rp 9.300 per dollar AS pada akhir tahun, sedangkan IHSG bisa mencapai 2.000.

Ekonom David Sumual berpendapat, banyak investor asing masuk karena melihat Indonesia masih mencetak pertumbuhan ekonomi tahun ini. la memperkirakan, ekonomi kita tahun ini akan tumbuh 4,4 persen. "Permintaan konsumen dalam negeri masih kuat," katanya.

Pengamat Pasar Modal, Goei Siauw Hong, menambahkan, harga komoditas mungkin kembali terbang jika negara-negara maju mengalami V-recovery. "Namun, kemungkin terjadi V recovery itu menurut saya 20 persen-30 persen. Jadi, investor harus mengawasi investasinya day by day," tuturnya. (Wahyu Tri Rahmawati, Asih Kirana Wardani/Kontan)


Mega Tak Mau Dipaksa Berjilbab


Jakarta - Partai koalisi SBY-Boediono meminta agar Ibu Ani Yudhoyono mengenakan jilbab. Bagaimana tanggapan bakal capres PDIP Megawati Soekarnoputri jika disuruh berjilbab?

"Aduh, masa orang tidak boleh berpakaian sesuai dengan keinginannya," ujar Megawati saat meresmikan Mega-Prabowo Media Center (MPMC) di Jl Prapanca No 39, Jakarta Selatan, Kamis (28/5/2009).

Dalam kesempatan ini pasangan Mega-Prabowo menggelar dialog dengan puluhan wartawan. "Dari dulu saya diajarkan ayah saya agar saya menjadi diri sendiri," kata Mega.

After Facebook, NU Targets Mobile Phone Calls between Sexes



Tuesday, 26 May 2009 | 9:58 PM

JAKARTA, KOMPAS.com - Many have been shocked to learn that 1,700 Muslim clerics of Nahdlatul Ulama (NU) — the largest Muslim organization in Indonesia — have issued an edict banning communication between sexes using mobile phones, and online social networks such as Facebook.

For Jani Sularto, her BlackBerry is an essential part of keeping connected with business partners and friends.

"The nature of my work requires that I continually check for incoming emails because many of our business partners are overseas," she said Friday.

"It all depends on individuals. I stay online 24 hours, but only log in to Facebook for two hours a day to get in touch with old friends," said Jani, who found her elementary school friends using Facebook.

"For me, this gadget has more advantages than disadvantages." Jani is among the many mobile phone and Facebook users who may be affronted by the new edict.

NU spokesman Abdul Muid Shohib said communication using mobile phones was prone to adultery, especially between the sexes.

"Communicating through mobile phones could lead to extramarital affairs," Abdul told The Jakarta Post through his mobile.

The only communication allowed between different sexes is that which spreads Islamic teachings, he said.

"We have banned social networking such as Facebook, Friendster and others because they are not used to spread Islamic teachings, but for gossiping," he said.

"The edict is to warn Indonesian Muslims, because many of them including our santri [students] are using Facebook and Friendster. We are very concerned that cyber pornography is infiltrating these networks."

Ulemas requested social networking operators block online pornography, Abdul said.

"If nothing changes in a month, we'll demand the government block access to Facebook, Friendster and other networks."

Indonesian Ulema Council (MUI) East Java chapter head Abdussomad Buchori acknowledged he had no idea about online social networking, but would support the edict if it prevented adultery.

"The MUI would never ban Internet use provided it is for learning or information seeking purposes." (Indra Harsaputra)

SBY-Boediono Komitmen Pelihara Iklim Berekspresi

Kamis, 28 Mei 2009 | 16:15 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik

JAKARTA, KOMPAS.com — Pasangan calon presiden dan wakil presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono berkomitmen untuk memelihara dan memperbaiki iklim untuk berekspresi secara luas bagi seluruh masyarakat. Menurut SBY, pemerintah bertanggung jawab untuk memelihara iklim di mana masyarakat bisa berkreasi dan berkembang.

"Sesuai dengan UU, iklim harus dipelihara untuk berekspresi secara luas. Memelihara iklim demokrasi," tutur SBY di hadapan panelis dan publik di Graha Bhakti Budaya, Kamis (28/5).

Melalui iklim ini, SBY juga berharap ekonomi kreatif juga dapat berkembang, yaitu ekonomi dengan berbasiskan budaya, bukan sekadar untuk komersialisasi. Poin iklim kebebasan berekspresi ini menjadi salah satu dari tiga langkah konkret yang akan dilakukan pasangan ini dalam pemerintahan lima tahun ke depan.

Dua poin lainnya meliputi penguatan karakter dan pemberian apresiasi kepada seni dan budaya, termasuk kepada para budayawan.

FANTASTICO BARCA!

Kamis, 28 Mei 2009 pukul 6:8:46 WIB
http://bolanews.com/newsit_images/16465.jpg?1243503945

Roma, BOLANEWS/uefa Barcelona menjadi raja Eropa. Penegasan itu menyusul keberhasilan di laga final Liga Champion yang berlangsung di Stadion Olimpico, Roma, Rabu (27/6). Barca memastikan gelar mahkota Liga Champion setelah menumbangkan juara bertahan Manchester United, 2-0.

Pertemuan dua tim yang mengusung sepakbola menyerang itu berlangsung cepat sejak awal pertandingan. MU langsung memperoleh peluang gol melalui tendangan bebas Cristiano Ronaldo. Tapi sepakan keras Ronaldo masih bisa dipatahkan Victor Valdes.

Sepamjang sembilan menit diawal laga. United lebih agresif dalam membangun serangan. Barcelona hanya membangun serangan balik cepat guna membongkar pertahanan MU.

Memasuki menit ke-10, Barca justru mengejutkan United dengan gol Samuel Eto'o. Tusukan Eto'o dari sayap kanan mampu mengelabui dua bek tengah MU sebelum melepaskan tendangan terarah ke tiang dekat gawang kiper Edwin van der Sar. Barca memimpin 1-0.

Dalam keadaan unggul permainan anak asuhan pelatih Pep Guardiola itu semakin berkembang. Sepanjang babak pertama Lionel Messi dan Thierry Henry bergantian mengancam gawang MU.

Memasuki 45 menit kedua, Sir Alex Ferguson memasukan Carlos Teves guna meningkatkan daya serang MU. Keluarnya Anderson membuat lini tengah Setan Merah melemah. Kesempatan ini membuat Barca semakin dominan. Ketenangan Barca dalam memainkan umpan-umpan pendek menyulitkan United untuk berkembang.

Disiplinnya barisan belakang Barca membuat Ronaldo dan Wayne Rooney sulit melepaskan tendangan ke gawang Barca. Ronaldo terlihat frustasi untuk mendekati kotak penalti Barca. Alhasil, Pemain Terbaik Dunia 2008 itu terlihat sering kali memaksakan tendangan dari luar kotak penalti.

Malapetaka kedua datang bagi United di menit 70. Umpang terukur Xavi Hernandez diteruskan dengan sundulan lambung Lionel Messi melewati jangkauan Van der Sar. Barcelona sukses menggandakan keunggulan menjadi 2-0.

Disisa pertandingan Barca tetap unggul dalam penguasaan bola. Namun, sejumlah peluang dari Andres Iniesta tidak mampu membuahkan hasil. Barcelona akhirnya memastikan gelar Liga Champion ketiga.

Kemenangan ini merupakan prestasi fantastis. Barcelona mencatatkan diri sebagai klub Spanyol pertama yang mampu merebut treble winner dalam semusim. Tiga gelar yang mampu disandingkan Barca yakni Copa del Rey, La Liga Spanyol dilengkapi dengan tropi Liga Champion.

***

Susunan Pemain:
Barcelona: Valdes, Puyol, Toure Yaya, Pique, Sylvinho, Xavi, Busquets, Iniesta (Pedrito 90), Messi, Eto'o, Henry (Keita 72).
Cadangan: Pinto, Caceres, Muniesa, Gudjohnsen, Bojan.

Man Utd: Van der Sar, O'Shea, Ferdinand, Vidic, Evra, Anderson (Tevez 46), Carrick, Giggs (Scholes 75), Park (Berbatov 66), Ronaldo, Rooney.
Cadangan: Kuszczak, Rafael Da Silva, Evans, Nani.
sumber : bolanews.com

Berhenti Merokok Bisa Mencegah Flu Babi

Selasa, 26 Mei 2009 | 10:50 WIB

HONG KONG, KOMPAS.com - Berkaitan dengan kemunculan influensa babi A/H1N1 baru-baru ini, juru bicara Departemen Kesehatan Hong Kong, Senin (25/5), mendesak perokok agar menghentikan kebiasaan itu, salah satu langkah pencegahan terbaik terhadap influenza.

"Penelitian memperlihatkan risiko lebih tinggi terhadap infeksi influenza di kalangan perokok ketika dibandingkan dengan orang yang tidak merokok," katanya.

"Juga, angka kematian akibat influenza di kalangan perokok lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang bukan perokok," kata juru bicara tersebut.

Penerapan gaya hidup sehat dan dipeliharanya kesehatan pribadi yang baik juga menjadi langkah efektif guna mencegah influenza, katanya.

Mulai 27 Mei, Departemen Kesehatan Hong Kong berencana melancarkan serangkaian pameran keliling mengenai upaya berhenti merokok di berbagai wilayah, guna meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai dampak berbahaya akibat merokok dan menambah pengetahuan mereka tentang cara berhenti merokok.

Pengunjung pameran keliling tersebut akan memperoleh pengertian lebih baik tentang bahaya merokok dan perokok pasif, cara efektif untuk berhenti merokok serta saran dan saluran yang tersedia agar orang dapat berhenti merokok

Cara Cepat Tutup Browser Firefox

Rabu, 20 Mei 2009 | 10:44 WIB

Cobalah buka beberapa situs di Firefox dalam bentuk tab. Kemudian tutup jendela utama browser. Apa yang Anda dapati? Browser nggak bakal langsung tertutup, tapi justru menampilkan kotak dialog yang mengatakan kalau ada beberapa tab yang sedang aktif. Jendela konfirmasi menanyakan apakah yakin akan menutup jendela ataukah membatalkan aksi tersebut.

Peringatan semacam ini tentu mengganggu. Cobain deh trik berikut untuk menyingkirkan jendela yang mengganggu itu.
1. Klik [Start] > [All Programs] > [Mozilla FireFox] > [Mozilla FireFox].

2. Pada kolom “Address” ketik “about:config”.

3. Akan muncul jendela peringatan. Klik tombol [I’ll be careful, I promise!].

4. Carilah baris “browser.tabs.warnOnClose” lalu klik kanan.

5. Pilih opsi [Toggle] pada menu pop up yang muncul.

6. Sekarang, coba buka beberapa tab, lalu tutup jendela browser. Dijamin tidak ada lagi pertanyaan yang mengganggu.

Facebook Segera Terapkan OpenID

Rabu, 20 Mei 2009 | 11:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika Anda punya banyak akun di berbagai situs, memang sulit ya mengingat password dan nama login-nya kalau berbeda-beda. Biasanya, agar simpel, orang menyeragamkan semua hal tersebut – password dan nama login.

Nah dalam kaitan dengan mempermudah hal tersebut, Facebook sudah memberikan konfirmasi bahwa mereka siap menerapkan OpenID. Fitur baru ini memungkinkan pengguna untuk login dengan akun OpenID dari beragam provider, termasuk Google, Yahoo, AOL, dan MySpace.

“Kami yakin bahwa mayoritas aktivitas berbagi yang akan terjadi di dunia ini tidak akan terbatas pada satu situs saja, “ begitu kata CEO Facebook Mark Zuckerberg kepada InsideFacebook.com. “Jadi membangun platform dan membuatnya interoperasi penting bagi para developer Web dan juga bagi kami secara strategis.”

Sekarang pun, pengguna bisa mendaftar akun Facebook dengan menggunakan akun Gmail yang sudah dimilikinya. Pengguna baru maupun lama dapat menautkan akun-akun Facebook-nya ke akun Gmail atau ke akun dari para penyedia OpenID yang mendukung login otomatis. Begitu pengguna menautkan alamat Gmail atau URL OpenID, dan melakukan login ke akunnya, maka dia akan di-login ke Facebook.

Bagaimana dengan isu keamanan? Menurut developer Facebook Luke Shepard, Facebook telah merampingkan proses login OpenID sambil tetap menjaga sekuriti, mengubah full-page redirect ke pop-up. “Kami bekerja dengan komunitas untuk mengembangkan ekstensi pop-up ini guna menstandarkan pengalaman pengguna yang lebih singkat."

Sekadar catatan, tahun 2007 dibentuklah OpenID Foundation untuk membantu mempromosikan teknologi OpenID. Organisasi ini sekarang dipimpin oleh 7 anggota dewan yang dipilih komunitas dan anggota dewan korporat dalam jumlah yang sama.

Grafiti Stensil Ala Photoshop

PCplus
Rabu, 20 Mei 2009 | 10:17 WIB

Pasti Anda sering melihat gambar-gambar karakter yang dibentuk menggunakan cat semprot di dinding-dinding jalanan. Gambar tersebut dibuat memakai satu warna, dan dibentuk dengan cara menyemprot cat kaleng ke stensil atau cetakan kertas.

Cetakan kertas itu dibuat dengan cara dilubangi untuk membentuk pola gambar. Gambar-gambar Che Guevara, dan tokoh-tokoh perlawanan biasanya sering dibuat dengan cara ini. Nah, wajah Anda pun bisa dikreasikan menjadi karya seperti ini. Tak perlu repot membuat stensil atau membeli cat kaleng, cukup dengan Photoshop versi apa saja. Lalu Anda bisa menempelkannya ke foto tembok sehingga seakan-akan dicat di tembok. Hasilnya, bisa dibuat sebagai poster di kamar.

Begini caranya:

1. Buka foto yang hendak diubah. Pastikan latar belakang obyek foto sudah tidak ada. Jika masih ada, Anda bisa membuangnya dengan [Eraser Tool]. Selanjutnya, ubah foto menjadi monokrom dengan mengklik [Image] > [Adjustment] > [Desaturate].

2. Bentuklah foto agar terlihat kaku tampilannya untuk mengesankan cetakan stensil. Gunakan [Filter] > [Artistic] > [Cutout...]. Pada jendela filter yang muncul, atur ketiga slider di sisi kanan untuk membentuk obyek agar tampilannya menjadi lebih simpel, namun tetap dikenali. klik [OK].

3. Klik [Image] > [Adjustment] > [Levels..]. Pada boks dialog Level, geser slider putih di "Input Levels" ke arah tengah secara perlahan, sambil juga menggeser slider abu-abu ke arah kanan. Tentukan sampai titik mana gambar membentuk outline dari bentuk dan bayangan obyek. Anda bisa menggeser slider hitam ke kanan untuk memperpekat gambar. Klik [OK].

4. Anda bisa memperbaiki gambar. Misalnya, jika ada noda-noda hitam di area putih, Anda bisa menghapusnya dengan [Eraser Tool]. Jika ada lubang-lubang putih di area hitam, Anda bisa tutup dengan memulas [Brush Tool] berwarna hitam ke area tersebut. Tak perlu terlalu rapi, karena stensil biasanya juga tidak kompleks bentuknya, asal obyek tetap bisa dikenali.

5. Tekan [Ctrl] + [A], lalu [Ctrl] + [C] untuk meng-copy gambar. Selanjutnya, buka foto tembok yang hendak digambar grafiti stensil. Pilihlah yang bersih dan terlihat sedikit teksturnya. Tekan [Ctrl] + [V] untuk memunculkan foto.

6. Jika terlalu besar, Anda bisa mengubahnya dengan menekan [Ctrl] + [T], lalu tarik sudut-sudutnya hingga mengecil. Anda pun bisa merotasinya, dengan mengklik-putar sudut gambar. Jika sudah, tekan [Enter]. Agar menyatu dengan tembok, ubah blending mode layer gambar menjadi [Multiply] di panel "Layers".

7. Agar gambar terlihat nyata bak hasil semprotan, beri efek cat yang meleleh dari cat semprot dengan [Brush Tool] memakai kuas jenis "Hard Round" dari menu "Brush" di toolbar atas. Jika ingin ada kesan sisa semprot, Anda bisa menggunakan kuas jenis "Soft Round" yang dipulaskan sedikit saja.

8. Haluskan beberapa bagian cat agar muncul kesan agar tak seluruh gambar disemprot dengan keras. Ini untuk menambah kesan nyata. Caranya, gunakan [Blur Tool], lalu gunakan kuas jenis "Soft Round", lalu pulaskan ke sejumlah bagian gambar. Selanjutnya, turunkan opacity layer, yang ada di panel "Layers", menjadi sekitar 80-90%.

9. Jika hendak mengubah warna cat semprot dari gambar, klik [Image] > [Adjustment] > [Hue & Saturation...]. Klik [Colorize]. Lalu atur "Hue" untuk memilih warna" dan "Saturation" untuk kepekatan warna. Atur nilai “Lightness" ke angka +50. Klik [OK]. Gabungkan gambar dnegan mengklik [Layer] > [Flatten Image], lalu simpan gambar dan cetaklah untuk dijadikan poster.

Bank dan Lembaga Keuangan

I. Konsep Lembaga Keuangan
A. Pendahuluan
Bank -- Banca (bangku) bahasa Perancis
♦ Abad 14 di London, terbentuk kelompok pemilik dan pengelola keuangan yang disebut “Lombards” (karena mereka kebanyakan imigran dari lombardia Italia). Dia hidup di salah satu bagian kota London (Jln. Lombardia Street), sebagai pusat keuangan di Inggris (Sumber pendana terhadap Kerajaan dan masyarakat bahkan ke Negara lain terutan kerajaan-kerajaan di Eropa) pada waktu itu.

♦ Kerajaan Inggris (Masa Raja Edward III) membangun “Office Royal Exchange” yaitu biro yang bergerak dibidang perbankan.
♦ Kredit macet mendorong gagasan perlunya “Bank Sentral”, dan berdirilah “Bank Of England” Pada tahun 1694, dibawak kontrol para banker sampai pertengahan abad XX.
♦ Tahun 1844 pemerintah memberikan hak mengedarkan uang kepada “Bank Of England” yang merupakan tahap awal dari fungsi bank sentral.
♦ Para bankir mempunyai peran dalam mengambil kebijakan strategis oleh kerajaan baik dibidang ekonomi maupun di bidang lainnya.
♦ Lembaga perbankan, merupakan institusi yang Otonom, Exclusif dan foundamen utama “Kerahasiaan”

B. Konsep-Konsep Perbankan
♦ Fungsi bank
1. Sebagai intermediasi financial : menerima simpanan dan memberi pinjaman
2. Payment mechanism : menyelenggarakan pembayaran
- Alasan sulit menemukan pencari dana dengan memiliki dana
- Monitoring cost (pengawasan selama kredit berjalan)
- Enforcement cost (biaya penyelenggaraan)
Asimetri informasi :
- Adverse selection (pemilihan merugikan) : masalah asimetri informasi “sebelum” terjadi transaksi atau kontrak kredit, dimana pemberi kredit tidak dapat membedakan besarnya resiko proyek yang akan dibiayai. (Solusi ditentukan tingkat suku bunga rerata pinjaman)
- Moral hazard : terjadi “setelah”kontrak kredit, dimana peminjam terdorong memusatkan usahanya dibidangyang sebetulnya tidak disetujui oleh kreditur karena resiko tinggi.
Dari kedua hal tersebut bank menghadapi resiko “Default” ((kegagalan) dimana debitur tidak membayar, yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Disisi lain lain bank mempunyai kewajiban mengembalikan simpanan. (Resiko Sistemik)
Pada kondisi tertentu bank mengalami kerapuhan (fragile) apabila kedua hal tersebut terjadi.
Pemerintah menyusun berbagai peraturan untuk melindungi para penyimpan individu, sedangkan penyimpan intitusi tidak menjadi perhatian khusus dari pemerintah karena dianggap mempunyai informasi yang lebih baik. / sempurna.

Bank Indonesia
- De Javasche Bank (Bank milik Belanda) berdiri tgl. 10 Oktober 1827
- UU No 11 Tahun 1951 Dinasionalisasi,
- UU No 11 Tahun 1953, De Javasche Bank namanya diganti menjadi Bank Indonesia
- Ketetapan Presiden No 17 Tahun 1965 , BI dilebur menjadi system bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia Unit I, yang berfungsi sebagai bank sirkulasi dan bank komersial.
- UU No 14 Tahun 1967 (Undang-Undang Pokok Perbankan), BNI Unit I dirubah menjadi Bank Indonesia sebagai bank sentral. Fungsi :
• Dalam rangka pengamanan uang Negara
• Sebagai pengawas dan penyehatan system perbankan Indonesia
- UU No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, salah satu tugasn BI adalah mengendalikan laju inflasi.
- UU No 3 Tahun 2004, menyatakan sasaran kebijakan moneter ditetapkan oleh pemerintah setelah berkoordinasi dengan Bank Indonesia. Hal diharapkan ada konsistensi dengan kebijakan fiskan yang ditetapkan pemerintah dalam rangka mencapai sasaran ekonomi makro.

Peran dan Kewenangan Bank Indonesia
A. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
- Menetapkan penggunaan alat pembayaran
- Mengatur penyelenggaraan jasa system pembayaran
B. Mengatur dan Mengawasi Bank
- Memberikan dan mencabut izizn atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank
- Menetapkan peraturan di bidang Perbankan
- Melakukan pengawasan bank baik secara langsung maupun tidak langsung
- Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai ketentuan perbankan
C. Hubungan Dengan Pemerintah
- Dalam menjalankan tugasnya Bank Indonesia selalu berkoordinasi dengan pemerintah demikian juga dalam operasionalnya. Berdasarkan UU No 3 Th. 2004 ditetapkan bahwa BI sebagai pemegang kas pemerintah, dimana penerimaan dan pengeluaran pemerintah dilakukan melalui rekening yang disimpan di BI. Namun BI dilarang memberikan pinjaman kepada pemerintah. BI menerima pinjaman luar negeri untuk dan atas nama pemerintah, serta menyelasaikan tagihan dan kewajiban keuangan pemerintah terhadap luar negeri.
- BI dan Pemerintah bersama-sama menetapkan kebijakan makro, inflasi, pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja dan lainnya.

Bank Umum
UU No. 10 Tahun 1998, pengertian :
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegitannya usahanya.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Klasifikasi Bank
A. Menurut Fungsinya
1. Bank sentral: yaitu BI yang tugas p;okoknya membantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga dan memelihara stabilitas nilai rupiah serta menjaga kelancaran produksi dan pembangunan, memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf kehidupan rakyat (UUD 1945 dan diatur dalam UU No. 13 Tahun 1968).
2. Bank Umum : yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito serta memberikan kredit jangka pendek; Contoh: BCA, Bank Danamond, Bank Bali, Bank Lippo
3. Bank Tabungan : yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam kertas berharga; Contoh : Bank Tabungan Pensiunan Nasional
4. Bank Pembangunan : yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan atau mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang, serta dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan; Contoh Bank Pembangunan Daerah

B. Menurut Kepemilikannya
1. Bank Pemerintah, yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Contoh : BNI 46, BRI, Bank Mandiri
2. Bank Swasta Nasional, yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh pihak swasta. Contoh : BCA, BII, Lippo Bank, Bank Jakarta
- Bank Devisa : yaitu bank yang dapat mengadakan transaksi internasional seperti ekspor – impor; jual beli valuta asing dll. Contoh : Bank Bali, BII, Bank Duta, BCA, Bank Buana
- Bank Non Devisa, yaitu bank yang tidak dapat mengadakan transaksi internasional. Contohnya : Bank Intan, Bank Rama, Bank Asta, Bank Muamalat
3. Bank Asing, yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh pihak asing. Contoh : Citibank, Chase Manhattan, Standart Chartered, Rabo Bank.
4. Bank Campuran, yaitu bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan sebagian dimiliki oleh pihak swasta nasional. Contoh : Sanwa Indonesia Bank, Fuji International Bank, Rabobank Duta Indonesia, Tokai Lippo Bank, Mitsubishi Bank.

C. Sistem Perbankan
1. Unit Banking System, merupakan system perbankan dimana bank hanya dapat memiliki satu kantor saja di satu Negara bagian. Tujuan utamanya untuk melayani kebutuhan jasa-jasa perbankan masyarakat setempat.
2. Branch Banking System, merupakan system perbankan yang mengijinkan bank-bank memiliki lebih dari satu kantor disuatu wilayah. Kantor cabang merupakan unit usaha dari suatu bank yang organisasi, keuangan, kepemilikan dan kepengurusannya tidak terpisahkan dengan kantor pusatnya.
D. Target Pasar Bank
1. Wholesale Banking atau Corporate Banking, yaitu bank yang memprioritaskan pelayanan jasa pada segmen pasar menengah ke atas.
2. Retail Banking atau Consumen Banking, yaitu bank yang memprioritaskan pelayanan jasa pada nasabah kecil.
3. Wholesale dan Retail Bank, yaitu bank yang melayani semua lapisan masyarakat

E. Orientasi Bisnis Bank
1. Coonity Local; Bank (Retail), yaitu bank beroperasi di daerah setempat saja (biasanya tidak memiliki kantor cabang). Contoh Bank Perkreditan Rakyat, dan bank-bank kecil
2. Regional Bank (Whole Sale), yaitu bank yang beroperasi dibeberapa daerah namun mash terbatas satu wilayah Negara.
3. Money Center Or Multinational Banking, yaitu bank yang daerah operasi kerjanya telah mencakup beberapa Negara.


F. karakteristik Bank yang Baik
1. Aktiva tetapnya relative lebih sedikit dibandingkan dengan aktiva lancarnya.
2. Hutang jangka pendeknya relatip banyak dibandingkan dengan hutang jangka panjang (Deposito).
3. Perbandingan antara aktiva dengan modalnya relatip sangat besar.

G. Tujuan dari Bank
1. Jangka Pendek (Tactical Planning)
a. Memnuhi kebutuhan likuiditas wajib minimum bank (RR= Reserve Requirement), yang harus dilaporkan secara mingguan pada BI. RR berguna untuk memenuhi penarikan dana dan pemberian kredit, berjaga-jaga jika kalah kliring dan menjaga kredibilitas bank.
b. Memberikan pelayanan kepada nasabah secara maksimum.
c. Menanamkan dana dalam sekuritas.
2. Jangka Panjang (Strategic Planning)
a. Memperoleh laba maksimum
b. Memaksimumkan nilai perusahaan.

H. Pola Manajemen Perbankan
1. Konservatip : Ciri-cirinya manajemen selalu takut mengambil resiko, sering memiliki likuiditas yang relatip besar, market follower (pengikut) dalam banyak hal, tidak terpacu untuk mengerahkan usaha dan kemampuan, konsentrasi pada penggunaan dana sendiri, keuntungan bank relatip rendah.
2. Agresif : Ciri-cirinya manajemen cenderung berani mengambil resiko, market leader (pemimpin), inovatif dan kreatif, konsentrasi pada penggunaan dana pihak ketiga, kelebihan likuiditas relatip kecil, keuntungan bank relatip besar.
3. Kombinasi gaya konservatif dan agresif

I. Kegiatan Pokok Perbankan
1. Menghimpun dana (Giro, Deposito, Tabungan) dengan sasaran meminimumkan biaya.
2. Penggunaan/pengalokasianh dana (pinjaman modal kerja dan investasi) dengan sasaran memaksimumkan penerimaan.
3. Pelayanan jasa keuangan (transfer, letter of credit, cek perjalanan, money changer, bank garansi dll.) dan jasa non keuangan (pelatihan pegawai, pergudangan, kotak pengamanan, jasa computer).

J. Usaha Bank Umum
1. Menghimpun dana masyarakat
2. Memberikan kredit/pinjaman
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang
4. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya :
a. Surat-surat wesel termasuk wesel yang aksep oleh bank.
b. Surat pengakuan hutang
c. Kertas perbendaharaan Negara dan surat jaminan pemerintah
d. SBI
e. Obligasi
f. Surat dagang berjangka waktu sampai 1 tahun
g. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu s/d 1 tahun.
5. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, dan meminjamkan dana kepada pihak bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek, tau sarana lainnya.
7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.
8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak (custodian).
10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa effek.
11. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak melaksanakan kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan sepenuhnya.
12. Melakukan kegiatan anjak piutang, kartu kredit dan kegiatan wali amanat.
13. Menyediakan pembiayaan dengan prinsip syariah.
14. Melakukan kegiatan lain, misalnya kegiatan dalam valuta asing, melakukan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain dibidang keuangan seperti sewa guna suaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi. Dan melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit.
15. Kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh baqnk sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang.

K. Jasa-Jasa Bank Umum
1. Kliring, yaitu tata cara perhitungan utang piutang dalam bentuk surat-surat dagang dan surat-surat berharga antar bank-bank peserta kliring dengan tujuan agar perhitungan utang piutang dapat terjadi dengan mudah, cepat dan aman.
Proses perhitungannya diatur oleh suatu lembaga yang berada dibawah kendali BI. Adapun warkat-warkat yang dapat dikliringkan adalah cek, bilyet giro, surat perintah kiriman uang (bukti transfer), sertifikat deposito, nota debet dan nota kredit.
2. Inkaso, yaitu penagihan warkat-warkat kliring yang terdapat diluar wilayah kliring bank yang bersangkutan.
Misalnya : Si A adalah nasbah Bank B di Jakarta menerima warkat kliring (cek B/G) dari bank diluar Jakarta, maka nasabah tersebut akan menginkasokan warkatnya. Dengan inkaso ini, nasabah tidak perlu menagih sendiri atau mendatangi sendiri pihak tertagih yang berada diluar wilayah kliring tempat ia berada namun hanya menyerahkan warkat ke bank B.
3. Transfer, yaitu jasa pelayanan bank kepada masyarakat untuk mengirimkan sejumlah uang yang ditujukan pada pihak lain disuatu tempat sesuai permintaan pengiriman. Pengiriman dana antar bank yang terjadi dalam satu wilayah kliring dapat melalui LLG (Lalu Lintas Giro) dengan menerbitkan nota kredit (Credit line)
4. Save Deposito Box, yaitu fasilitas jasa bank dalam bentuk penyewaan kotak pada nasabah sebagai tempat penyimpanan barang-barang dan tau surat-surat berharga meiliknya nasabah.
5. Letter of Credit, yaitu suatu perusahaan tertulis dari bank atas permintaan nasabhnya untuk menyediakan sutau jumlah uang tertentu bagi kepentingan pihak ketiga/penerima. L/C merupakan komitmen bank untuk membayar uang tertentu kepada penjual (Eksportir) jika eksportir dapat menyerahkan bahwa telah ada pengiriman barang dalam waktu tertentu.







Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
A. Pengertian
Berdasarkan UU No. 7 1992 yang kemudian diamandemen dengan UU No. 10 1998, BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
B. Usaha yang Dijinkan
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberi kredit
3. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemertintah.
4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.

C. Usaha yang Dilarang
1. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran
2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing
3. Melakukan penyertaan modal
4. Melakukan usaha perasuransian
5. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam usaha yang dilarang.
D. Perizinan
1. Izin usaha BPR diberikan oleh Mentri setelah mendengar pertimbangan BI.
2. Persyaratan yang wajib dipenuhi untuk mendapatkan izin :
a. Susunan organisasi
b. Permodalan
c. Kepemilikan
d. Keahlian di bidang perbankan
e. Kelayakan rencana kerja
f. Tempat kedudukan kantor pusat BPR di Kecamatan
g. Hal-hal yang dtetapkan oleh Mentri, setelah mendengar pertimbangan dari BI.
E. Bentuk Badan Hukum
Dapat berupa :
1. Perusahan Umum daerah
2. Koperasi
3. Perseroan Terbatas
4. Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
F. Kepemilikan
1. BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga Negara Indonesia, badan hokum Indonesia yang seluruh pemiliknya WNI, pemerintah daerah, atau dapat dimiliki bersama diantara ketiganya.
2. BPR hanya berbentuk koperasi , kepemilikannya diatur berdasarkan ketntuan dalam undang-undang tentang perkoperasian yang berlaku.
3. BPR yang berbentuk hokum perseroan terbatas, sahamnya hanya dapat diterbitkan dalam bentuk saham atas nama.
G. Merger, Konsolidasi, dan Akuisi
1. BPR yang ingin melakukan merger atau konsolidasi, atau akusisi wajib terlebih dahulu mendapatkan izin dari mentri Keuangan setelah mendengar pertimbangan BI.
2. Merger atau konsolidasi antar BPR dengan Bank Umum hanya dapat dilakukan semata-mata untuk mengatasi masalah kesehatan BPR yang bersangkutan, dengan ketentuan :
a. Salah satunya memenuhi persyaratan membuka kantor cabang
b. Telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham bagi bank yang berbentuk hokum PT., atau rapat anggota bagi bank yang berbentuk badan hukum koperasi atau rapat sejenis bagi bank yang berbentuk lainnya.
c. Tingkat kesehatan bank hasil merger atau konsolidasi sekurang-kurangnya cukup sehat.
d. Segala hak dan kewajiban yang melakukan merger atau konsolidasi beralih dan menjadi tanggung jawab hasil merger atau konsolidasi.

Bijak Sebelum Membeli BlackBerry

KOMPAS.COM/GLORI K WADRIANTO
Blackberry menjadi alat komunikasi yang populer.

Jumat, 22 Mei 2009 | 15:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com-Saat ini semakin banyak saja yang menggunakan BlackBerry. Tak hanya para pekerja, banyak juga anak sekolah yang menggunakan gadget asal Kanada tersebut. Bagi seseorang yang belum mempunyai BlackBerry, tidak ada salahnya untuk mempertimbangkan beberapa hal sebelum membeli BlackBerry:

1. Sesuaikan dengan Kebutuhan. BlackBerry memiliki keunggulan dalam pada sisi email. Seseorang dengan mobilitas dan kesibukan yang tinggi akan sangat terbantu dengan kecepatan BlackBerry dalam menerima dan mengirim email. Sehingga layanan push mail tersebut, kurang berguna bagi seseorang dengan aktivitas yang tergolong santai dan aktivitas membuka email dapat ditunda.

Selain itu BlackBerry juga lebih cocok bagi para penggemar chating. Karena BlackBerry menyediakan berbagai fasilitas chating, seperti BlackBerry Massanger, Yahoo Massanger dan Google Masanger.

2. Pikirkan faktor keuangan. Faktor ini tidak kalah penting, karena untuk berlangganan layanan BlackBerry, dana yang diperlukan setiap bulannya paling tidak Rp 160.000. Itu di luar pemakaian sms dan telepon. Selain itu sebelum membeli BlackBerry, konsumen juga harus menyesuaikan dengan bujet yang ia miliki.

3. Jangan membeli hanya karena faktor lingkungan. Banyak masyarakat yang terjebak membeli BlackBerry karena mengikuti lingkungan. Mungkin bagi seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang semuanya menggunakan BlackBerry, membutuhkan BlackBerry memang diperlukan. Karena fasiltas telepon dan sms semakin ditinggalkan, mereka biasanya berkomunikasi melalui chating, email ataupun facebook. Namun bagi seseorang yang masih dapat berinteraksi melalui telepon, sms atau bertemu langsung, layanan-layanan BlackBerry tersebut kurang bermanfaat.

4. Jangan sampai tertipu dengan BlackBerry aspal. Setiap BlackBerry dilengkapi dengan PIN dan EMAI (nomor mesin). PIN dan EMAI tersebut sebenarnya hanya dimiliki oleh satu BlackBerry, namun belakangan ini PIN dan EMAI tersebut banyak yang dipalsukan. Kerugian dari produk BlackBerry palsu tersebut adalah, konsumen tidak dapat menggunakan fitur-fitur unggulan dari BlackBerry. Saat PIN dan EMAI kloning tersebut, maka RIM (Research In Motion) secara otomatis akan menolaknya dan BlackBerry berfungsi seperti handphone biasa dan hanya daapat melakukan sms dan telepon.

Cara menditeksi BlackBerry aspal pun tergolong sulit. Ada yang segera terdeteksi, sewaktu ingin menggunakan akses BlackBerry tidak bisa. Padahal setelah diperiksa beres semua, dan jika SIM Card dipindahkan ke pesawat lain tidak ada masalah.

Ada juga yang pada awalnya fitur-fitur BlackBerry dapat digunakan. Namun setelah tiga bulan, layanan tersebut tidak lagi dapat diakses.

Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya membeli BlackBerry pada outlet resmi. Harga memang sedikit lebih mahal, namun konsumen tidak harus menanggung risiko.

Ekonomi Internasional

1.1. Definisi Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah catatan dari semua transaksi ekonomi internasional yang meliputi perdagangan, keuangan dan moneter antara penduduk dalam negeri dengan penduduk luar negeri selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun atau dikatakan sebagai laporan arus pembayaran (keluar dan masuk) untuk suatu negara. Neraca pembayaran secara esensial merupakan sistem akuntansi yang mengukur kinerja suatu negara. Pencatatan transaksi dilakukan dengan pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping system), yaitu; tiap transaksi dicatat satu sebagai kredit dan satu lagi sebagai debit.
Transaksi yang dicatat sebagai kredit adalah arus masuk valuta. arus masuk valuta adalah transaksi-transaksi yang mendatangkan valuta asing, yang merupakan suatu peningkatan daya beli eksternal atau sumber dana. Sedangkan transaksi yang dicatat sebagai debit adalah arus keluar valuta. Arus keluar valuta adalah transaksi-transaksi pengeluaran yang membutuhkan valuta asing, yang merupakan suatu penurunan daya beli eksternal atau penggunaan dana.
Tiap-tiap credit entry (bertanda positif) harus diseimbangkan (balanced) dengan debit entry (bertanda negatif) yang sama. Kedua entries tersebut dikombinasikan untuk menghasilkan laporan sumber-sumber dan penggunaan modal nasional (dari mana kita memperoleh dana-dana/daya beli, dan bagaimana kita mengunakannya). Jadi, total kredit dan debit dari neraca pembayaran suatu negara akan sama secara agregat; namun, dari komponen-komponen neraca pembayaran, mungkin terdapat surplus dan defisit. Tabel 1.1. berikut merangkum definisi diatas.

Kredit : merupakan peningkatan-peningkatan daya beli eksternal suatu negara, dengan kata lain, merupakan sumber-sumber dana.
o Ekspor barang-barang atau jasa
o Penurunan kepemilikan aset finansial luar negeri
o Peningkatan hutang luar neger




Debit : merupakan penurunan-penurunan daya beli eksternal suatu negara, dengan kata lain merupkan penggunaan-penggunaan dana.
o Impor barang-barang atau jasa
o Peningkatan kepemilikan aset finansial luar negeri
o Penurunan hutang luar negeri

Satu-satunya kesulitan riil dalam memahami bagaimana tiap transaksi mempengaruhi neraca pembayaran terletak pada interpretasi dari aset finansial dan hutang kepada pihak luar negeri. Contoh berikut membantu pemahaman tersebut diatas.
Contoh 1.1 : Suatu perusahaan RI meminjam Poundsterling Inggris. Jelas, pinjaman ini merupakan peningkatan hutang penduduk/perusahaan RI pada pihak luar negeri (Inggris). Pinjaman ini merupakan suatu credit entry pada neraca pembayaran. Debit entry yang sama akan diklasifikasikan sebagai suatu peningkatan dalam kepemilikan aset finansial luar negeri, yaitu rekening bank debitor RI (yang didenominasi) dalam sterling merupakan suatu aset. Memiliki aset dalam valuta asing sama seperti memberikan pinjaman jangka pendek kepada negara lain.

1.2. Komponen Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran dapat dipecah ke dalam beberapa kategori yaitu; transaksi berjalan (current account), neraca modal (capital account), dan cadangan devisa negara (official reserves account)
1. Transaksi berjalan (current account).
Merupakan bagian dari neraca pembayaran yang berisi arus pembayaran jangka pendek (mencatat transaksi ekspor-impor barang dan jasa), yang meliputi :
a. ekspor dan impor barang-barang dan jasa
􀂙 ekspor barang-barang dan jasa yang diperlakukan sebagai kredit
􀂙 impor barang-barang dan jasa diperlakukan kembali sebagai debit


b. net investment income
􀂙 tingkat bunga dan dividen diperlakukan sebagai jasa karena merepresentasikan pembayaran untuk penggunaan modal.

c. net transfer (transfer unilateral)
􀂙 meliputi bantuan luar negeri, pemberian-pemberian dan pembayaran lain antar pemerintah dan antar pihak swasta. Net transfer bukan merupakan perdagangan barang dan jasa.
Atau dengan kata lain transaknsi berjalan merangkum aliran dana antara satu negara tertentu dengan seluruh negara lain sebagai akibat dari pembelian barang-barang atau jasa, provisi income atas aset finansial, atau transfer unilateral (misalnya bantuan-bantuan antar pemerintah dan antar pihak swasta). Transaksi berjalan merupakan ukuran posisi perdagangan intenasional yang luas. Defisit transaksi berjalan menjelaskan arus dana yang keluar suatu negara lebih besar dari dana-dana yang diterimanya.
Komponen transaksi berjalan meliputi neraca perdagangan dan neraca barang dan jasa. Transaksi berjalan umumnya digunakan untuk menilai neraca perdagangan. Neraca Perdagangan secara sederhana merupakan selisih/perbedaan antara ekspor dan impor. Jika impor lebih tinggi dari ekspor, maka yang terjadi adalah defisit neraca perdagangan. Sebaliknya, jika ekspor lebih tinggi dari impor, yang terjadi adalah surplus.
Sedangkan Neraca Jasa adalah neraca perdagangan ditambah jumlah pembayaran bunga kepada para investor luar negeri dan penerimaan dividen dari investasi di luar negeri, serta penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan pariwisata dan transaksi-transaksi ekonomi lainnya.
2. Neraca Modal (Capital Account)
Merupakan bagian dari neraca pembayaran yang mencerminkan perubahan-perubahan dalam kepemilikan aset jangka pendek dan jangka panjang (seperti saham, obligasi dan real estate) suatu negara,
Yang meliputi :
a. Arus modal masuk tercatat sebagai kredit karena suatu negara menjual aset berharga kepada pihak asing untuk memperoleh uang tunai.
b. Arus modal keluar tercatat sebagai debit karena suatu negara membeli asset berharga dari pihak asing (luar negeri).
c. Transaksi-transaksi neraca modal diklasifikasi sebagai investasi portfolio langsung atau jangka pendek.
Untuk dapat membeli aset luar negeri diperlukan valuta asing, dengan demikian arus modal neto menggambarkan demand terhadap valuta asing. Nilai valuta asing ditentukan oleh demand valas untuk membeli barang-barang dan jasa dan demand terhadap valas untuk membeli aset. Neraca Modal adalah ukuran investasi jangka pendek dan jangka panjang suatu negara, termasuk investasi langsung luar negeri dan investasi dalam sekuritas.
3. Cadangan Devisa Negara (Official Reserves Account)
Mengukur perubahan-perubahan dalam cadangan internasional yang dimiliki oleh otoritas keuangan suatu negara. Hal ini mencerminkan surplus atau defisit transaksi-transaksi ekonomi neraca berjalan dan meraca modal suatu negara yang dihasilkan dengan cara mencari nilai selisih (netting) dari cadangan aset dan cadangan hutang. Cadangan devisa terdiri dari :
a) Cadangan internasional yang terdiri dari emas dan aset luar negeri yang dapat
diperdagangkan.
b) Peningkatan dalam tiap aset tercatat sebagai debit
c) Penurunan cadangan aset tercatat sebagai kredit

2.3. Ukuran-ukuran Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran dapat disusun dengan mengkombinasi pos-pos neraca pembayaran berikut :
1. Basic balance focus pada transaksi-transaksi yang dianggap penting bagi kesehatan ekonomis valuta. Basic balance menyeimbangkan neraca berjalan dan arus modal jangka panjang, namun tidak mengikutsertakan arus modal jangka pendek, seperti deposito-deposito bank yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor temporer; kebijakan moneter jangka pendek, perubahan-perubahan dalam suku bunga dan antisipasi-antisipasi fluktuasi valuta. Basic balance menekankan trend jangka waktu yang lebih panjang pada neraca pembayaran.
2. Net liquidity balance (neraca likuiditas neto) atau neraca keseluruhan meliputi basic balance ditambah arus modal jangka pendek tidak likuid pihak swasta dan error and omission. Neraca Keseluruhan mengukur perubahan pinjaman pihak swasta domestik atau pinjaman pihak swasta domestik ke luar negeri yang dibutuhkan untuk mempertahankan pembayaran dalam posisi equilibrium tanpa menyesuaikan cadangan devisa. Arus modal swasta jangka pendek tidak likuid dan error and omission tercatat dalam neraca, sementara aset dan hutang likuid tidak dicatat (dikeluarkan).
3. Neraca transaksi cadangan devisa menunjukkan penyesuaian cadangan devisa yang akan dibuat untuk mencapai equilibrium neraca. \
Karena neraca pembayaran harus diseimbangkan, tiap perbedaan yang tidak dapat ditelusuri atas transaksi-transaksi tertentu dicatat dalam statistical discrepancy (selisih yang belum dapat diperhitungkan).
Tabel 1.4. Contoh Neraca Pembayaran Indonesia tahun anggaran 1996/1997
(dalam Jutaan Dolar AS)
I. Neraca Transaksi Berjalan (1 + 2 + 3) (Current Account) - USD 8.065
1.Neraca Perdagangan (Balance o fTrade) USD 6.233
- Ekspor Barang USD 52.038
- Impor Barang USD 45.815
2. Neraca Jasa (Service Account) - USD 14.288
3. Neraca Transaksi Sepihak (Unilateral Transaction) 0
II. Neraca Modal (Capital Account) USD 12.667
1. Capital Import
- Pemerintah (pinjaman) USD 5.248
- Swasta (PMA & Pinjaman) USD 13.487
2. Capital Export
- Pemerintah (Cicilan pokok pinjaman) - USD 6.118
- Swasta 0
III. Perubahan Cadangan Devisa = dR
(Cange of Forex Reserve = I + II) - USD 4.602
IV. Selisih yang belum dapat diperhitungkan (Error & Omission) - USD 700
V. Neraca Lalu lintas Moneter (Monetary Account) - USD 3.902
Over All Balance 0
Masalah dalam Analisa Neraca Pembayaran.Kita sudah menegnal minimal empat konsep balance yang digunakan dalam menganalisa suatu neraca pembayaran. Namun kesulitan muncul ketika harus menentukan konsep balance yangmana yang paling relevan misalnya untuk pengambilan keputusan bagi pemerintah, analisa trend suatu perekonomian atau membuat suatu perkiraan tentang arah perkembangan ekonomi. Setiap konsep balance menunjukkan aspek yang berbeda. Tujuan analisa neraca pembayaran berbeda-beda dan perbedaan ini menentuakan pola analisanya. Kesulitan timbul dalam m\penentuan secara umum pola analisa tersebut.
Suatu Neraca Pembayaran Internasional Secara Pembukuan Selalu Seimbang
Setiap transaksi dalam neraca pembayaran selalu dicatat dalam rekening debit dan kredit sehingga selalu menghasilkan keseimbangan. Misalnya ketika suatu negara menerima ekspor kayu sebesar US$ X maka hasilnya semuanya digunakan untuk mengimpor mesin sebesar US$ X pula. Atau jika hasil ekspor kayu tersebut disimpan dibank diluar negeri maka terdapat deposito bank luar negeri dengan nilai US$ X yang sama.
Neraca Pembayaran Internasional, Neraca Perdagangan Internasional dan Neraca Harta Kekayaan dan Utang Piutang. Jika neraca pembayaran internasional mencatat semua transaksi yang dilakukan oleh penduduk suatu negera adengan penduduk dari negara lain, maka neraca perdagangan internaasional hanya mencatat transaksi ekspor dan impor barang dan jasa saja (transaksi sedang berjalan). Sedangkan neraaca harta kekayaan dan utang pituang adalah suatu ikhtisar tentang seluruh harta kekayaan dan utang pituang dari penduduk suatu negara dinegara lain serta harta kekayaan dan utang piutang milik penduduk negara lain di negara itu.
Karena yang dicatat bukan transaksi melainkan keadaan harta kekayaan dan utang pituang maka dasar penyusunannya adalah waktu tertentu.Kesulitan dalam penyusunan neraca harta kekayaan dan utang pituang adalah : pengumpulan data yang sulit karena pemerintah tidak memiliki administrasi yang baik dalam pencatatatn kekayaatn penduduknya yang ada diluar negeri dan penduduk sendiri yang secara diam-diam tidak melaporkan kekayaannya yang ada diluar negeri kesulitan dalam menentuakan nilai kekayaan, misalnya perusahaan asing yang ada di Indonesia sangat sulit dihitung nilai bersihnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kegiatan Ekonomi Internasional
Karena saldo transaksi berjalan sebuah negara dapat secara signifikan mempengaruhi perekonomiannya, adalah penting untuk mengidentifikasi dan memonitor faktor-faktor yang mempengaruhi transaksi berjalan. Faktor-faktor yang paling berpengaruh adalah :
o Inflasi
o Pendapatan Nasional
o Restriksi Pemerintah
o Nilai tukar valuta

2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Aliran Perdagangan Internasional
Jika laju inflasi suatu negara meningkat relatif terhadap inflasi negara-negara mitra dagangnya, neraca berjalannya akan menurun (dengan asumsi hal-hal lain tidak berubah). Konsumen dan kerjasama/persekutuan dalam negara tersebut akan membeli lebih banyak barang dari luar negeri (karena tingginya inflasi lokal), sementara ekspor ke negara-negara lain akan menurun.
2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Aliran Keuangan Internasional
Jika tingkat pendapatan nasional sebuah negara meningkat dengan persentase relative lebih tinggi dari negara-negara lain, neraca berjalannya akan menurun, ceteris paribus. Jika pendapatan riil (yaitu; pendapatan yang telah disesuaikan dengan inflasi) meningkat, konsumsi barang juga meningkat. Sebagian peningkatan konsumsi akan diwujudkan dalam pembelian produk-produk impor. Untuk mengilustrasikan dampak potensial dari pendapatan nasional atas saldo neraca berjalan, perhatikan bahwa AS seringkali meminta negara-negara lain untuk merangsang pertumbuhan ekonomi mereka masing-masing agar permintaan luar negeri terhadap produk-produk AS meningkat. Namun, jika negara-negara tidak mau mengeluarkan kebijakan-kebijakan perangsang perekonomian, pemerintah AS harus mencari solusi lain untuk mengurangi deficit neraca perdagangannya yang besar.
Runtuhnya tembok Berlin telah mendorong pertumbuhan ekonomi Eropa pada akhir tahun 1989 dan tahun 1990, yang menyebabkan meningkatnya permintaan atas barang-barang AS. Bahkan, AS mengalami surplus neraca perdagangan dengan Eropa Barat sepanjang 4 bulan pertama 1990, peningkatan besar dari deficit tahun 1989 sebesar $ 1,3 milyar. Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi yang rendah di Jepang dan Eropa selama awal tahun 1990-an berdampak pada menurunnya permintaan atas produk-produk AS. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi yang relative kuat di Amerika Latin dan Cina memicu peningkatan permintaan produk-produk AS di negara-negara tersebut. Contoh-contoh diatas membktikan sensitivitas volume ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara yang menjadi sasaran ekspor.
2.3. Restriksi Pemerintah
Jika pemerintah suatu negara mengenakan pajak atas barang-barang impor (disebut tarif), harga dari barang-barang impor tersebut bagi konsumen akan meningkat. Besarnya tariff yag dikenakan oleh pemerintah AS rata-rata lebih besar dari tariff yang dikenakan oleh pemerintah negara lain. Namun, sejumlah industri relative sangat dilindungi daripada industri-industri lain. Produk-produk pakaian dan pertanian AS secara histories menerima lebih banyak proteksi dari pesaing-pesaing luar negeri. Peningkatan dan/atau perluasan tarif di AS akan meningkatkan saldo transaksi berjalan AS, kecuali kalau negara-negara lain melakukan tindakan-tindakan balasan.
Tarif antar negara sangatlah berbeda. Sebagai contoh, AS saat ini mengenakan tariff 13,5 % per krat bir asing, sementara Kanada mengenakan tariff 24 sen, sebagian besar negara Eropa $ 2,93 per krat, dan Cina $ 14,64 per krat. Selain tariff, sebuah pemerintah dapat mengurangi impor dengan menciptakan kuota, atau jumlah maksimum yang dapat diimpor. Kuota telah diterapkan ke berbagai macam barang yang diimpor oleh AS dan negara-negara lain.
Restriksi perdagangan mungkin dapat menyelamatkan lapangan kerja, tetapi juga ada biayanya. Sebuah studi yang dilakukan oleh Institute for International Economics baru-baru ini mengestimasikan bahwa kerugian persatu lapangan kerja yang diselamatkan adalah $ 705.000 bagi industri mobil Amerika dan $ 1 juta bagi industri baja khusus. Restriksi perdagangan cenderung hanya menguntungkan sejumlah industri dan merugikan industri-industri yang lain, karena negara-negara lain mengambil tindakan balasan dengan mengenakan restriksi mereka sendiri. Dalam hal ini, impor oleh kedua negara dapat berkurang sehingga tingkat transaksi berjalan tidak jauh berbeda dengan level sebelum adanya restriksi tambahan.
Sebagai sebuah contoh mengenai restriksi perdagangan, pemerintah AS mengenakan kuota atas produk-produk baja khusus yang diekspor ke AS pada bulan Juli 1983 atas permintaan industri baja AS untuk membantu mereka bersaing dengan produsen-produsen luar negeri. Kuota tersebut dikenakan atas baja yang diimpor dari negara-negara Eropa. Tindakan ini dianggap tidak legal oleh General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) terutama pada tahun 1947. Aturan-aturan GATT hanya membolehkan pengenaan restriksi perdagangan sebagai balasan terhadap tindakan-tindakan perdagangan illegal dari negara-negara lain, seperti subsidi ekspor oleh pemerintah. Restriksi perdagangan yang dikenakan pemerintah AS dianggap illegal karena hanya dimaksudkan untuk memberikan keunggulan kompetitif kepada industri bajanya dalam pasar local. Konsekuensinya, pemerintah AS dipaksa untuk menerima restriksi yang bernilai sama di luar negeri atas ekspornya. Sebuah kelompok negara Eropa mengumumkan tidak lama setelah itu bahwa mereka akan melakukan tindakan balasan dengan mengenakan tariff dan kuota atas produk-produk kimia, plastik, dan olahraga AS yang diekspor ke negara mereka. Pemerintah AS kemudian merasa bahwa balas dendam semacam itu sangat berlebihan dan mempertimbangkan untuk melakukan tindakan balas dendam selanjutnya atas barang-barang lain yang diekspor negara-negara Eropa tersebut ke AS. Dalam contoh ini, industri baja AS memperoleh keuntungan dari restriksi perdagangan yang dikenakan pemerintah AS, tetapi industri kimia, palstik, dan produk oleh raga dirugikan oleh tindakan balas dendam negara-negara Eropa.
Selama tahun 1990-an, perusahaan-perusahaan baja AS terus mengklaim bahwa baja yang diekspor AS disubsidi oleh pemerintah asing yang bersangkutan, yang memberikan keunggulan harga kepada pesaing-pesaing asing mereka. Pada tahun 1993, US International Trade Commission yang bertugas mereview kalim-klaim semacam itu, memutuskan bahwa banyak dari klaim di atas tidak dapat dibuktikan. Dalam sejumlah industri, restriksi pemerintah atas produk-produk asing terus bertahan. Sebagai contoh, produsen mobil besar AS telah menekan pemerintah AS untuk meminta pemerintah Jepang membatasi ekspor mobil dari Jepang ke AS. Pemerintah Jepang kemudian memenuhi permintaan ini dan membatasi ekspor mobil ke AS sejak 1985.
Pemerintah juga memiliki cara-cara lain untuk mempengaruhi neraca berjalan, selain mengenakan restriksi perdagangan. Sebagai contoh, pada tahun 1991 pemerintah Perancis menyediakan subsidi yang besar kepada dua perusahaan elektroniknya. Sejumlah negara Eropa mengecam tindakan ini karena tidak konsisten dengan keinginan Eropa untuk menghapus restriksi dan subsidi yang menghambat perdagangan bebas.
Gerakan umum jangka panjang ke arah perdagangan bebas terus diganggu oleh kontroversi menyangkut dumping (penjualan produk di bawah harga wajar). Dumping seringkali dirasa sebagai hasil dari subsidi pemerintah kepada para eksportir. Pada sebagian kasus besar, karenanya, tariff-tarif yang dikenakan oleh pemerintah AS ditujukan untuk melawan subsidi-subsidi yang mungkin memberikan keunggulan harga yang tidak adil kepada eksportir. Pemerintah asing biasanya akan melakukan tindakan balasan dengan mengenakan hambatan-hambatan perdagangan mereka sendiri atas barang-barang impor dari AS. Trend yang mengganggu perdagangan bebas ini kemungkinan akan terus berlanjut karena sulitnya menentukan apakah suatu produk benar-benar telah di dumping atau tidak, yang kemudian mengarah kepada perbedaan pendapat antar negara.
2.4. Nilai Tukar
Valuta tiap negara dinilai dari perspektif valuta lain memakai konsep nilai tukar, agar valuta-valuta dapat saling dipertukarkan demi mempermudah transaksi-transaksi internasional. Nilai dari sebagian besar valuta berfluktuasi sepanjang waktu karena pengaruh pasar dan pemerintah (akan dibahas secara detil pada topik 4). Jika nilai valuta sebuah negara mulai naik relatif terhadap valuta-valuta negara lain, ceteris paribus, saldo neraca berjalannya akan menurun. Produk-produk yang diekspor oleh negara tersebut akan menjadi lebih mahal bagi negara-negara pengimpor. Konsekuensinya, permintaan atas produk-produk tersebut akan menurun. Sebagai contoh, sebuah raket tennis yang dijual di AS seharga $ 100 akan meminta pembayaran sebesar DM 200 dari importir Jerman jika $ 1 berharga DM 2 (DM 1 = USD 0,5). Tetapi, jika dolar berharga 3 Mark (DM 1 = $ 0,33), akan diperlukan DM 300 untuk membeli raket yang dimaksud, yang akan menurunkan permintaan Jerman terhadap raket tersebut. Valuta local yang kuat akan memperburuk saldo neraca berjalan jika produk-produk yang diperdagangkan bersifat price-elastic (yaitu, sensitive terhadap perubahan-perubahan harga).
Jika dolar yang kuat akan menurunkan saldo neraca perdagangan AS, maka sebaliknya, dolar yang lemah akan memperbaiki neraca perdagangan. Melemahnya dolar akan menurunkan harga yang dibayar para importir luar negeri atas produk-produk AS, sehingga meningkatkan permintaan luar negeri atas produk-produk AS. Dolar yang lemah juga cenderung meningkatkan harga yang dibayar para importir AS bagi produk-produk luar negeri, sehingga mengurangi permintaan AS terhadap produk-produk luar negeri.
Pada bulan Juni 1992, sebuah mobil Jepang yang berharga 3 juta Yen dijual seharga $ 23.662 di AS, dengan kurs sebesar 127 yen per dolar (JPY 1 = $ 0,0078). Pada bulan Juni 1993, mobil yang sama berharga $ 28.037, dengan kurs/nilai tukar sebesar 107 yen per dolar (JPY 1 = $ 0,0093). Dalam 6 bulan pertama tahun 1993, ekspor Jepang menurun ke tingkat terendah dalam 14 tahun. Penurunan ini sebagian besar diakibatkan oleh menguatnya Yen.
Dalam beberapa periode, seperti akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an, terdapat hubungan terbalik antara nilai dolar dengan neraca perdagangan AS. Namun, dalam periode-periode yang lain, hubungan terbalik ini tidak muncul, karena adanya interaksi antar faktor.
2.5. Interaksi antar faktor
Karena faktor-faktor yang mempengaruhi neraca perdagangan saling berinteraksi, dampak simultan mereka atas neraca perdagangan sangatlah kompleks. Sebagai contoh, karena inflasi AS yang tinggi mengurangi neraca berjalan, inflasi tersebut juga menekan nilai dolar untuk turun (hal ini akan dibahas pada topik 4). Karena dolar yang lemah dapat memperbaiki neraca berjalan, maka sebagian dampak inflasi atas neraca berjalan akan ditutupi oleh dampak dari melemahnya dolar.
2.6. Memperbaiki Defisit Neraca Perdagangan
Dengan mempertimbangkan kembali sejumlah faktor yang mempengaruhi neraca perdagangan, dimungkinkan untuk mengembangkan beberapa metode umum untuk memperbaiki defisit. Setiap kebijakan yang akan meningkatkan permintaan luar negeri atas produk-produk domestik akan memperbaiki posisi neraca perdagangan. Permintaan luar negeri dapat meningkat jika harga ekspor menjadi lebih menarik. Hal ini dapat terjadi jika inflasi dalam


.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Neraca Modal
Sama seperti arus perdagangan, masing-masing pemerintah memiliki wewenang atas arus modal yang keluar masuk negaranya. Pemerintah suatu negara dapat misalnya, mengenakan pajak khusus atas laba yang diterima para investor local dari investasi di luar negeri. Pajak semacam ini kemungkinan besar akan menurunkan minat investor dalam negeri untuk investasi ke luar negeri dan karenanya dapat menaikkan neraca modal negara tersebut. Negara-negara lain yang dirugikan oleh pajak ini, dapat juga mengambil langkah balasan dengan mengenakan pajak yang serupa atas para investor lokal mereka. Dampak akhir dari situasi ini adalah menurunnya investasi para investor lokal di berbagai negara.
Arus modal juga dipengaruhi oleh perangkat-perangkat pengendali arus modal yang diciptakan oleh pemerintah. Dalam beberapa decade terakhir, perlahan-lahan telah terjadi liberalisasi perangkat pengendali arus modal internasional. Sejumlah negara seperti Kanada, Jerman, dan AS sejak dulu tidak memiliki banyak perangkat pengendali arus modal. Negar-negara lain seperti Finlandia, Spanyol dan Swedia secara umum sebaliknya mengenakan kontrol yang sangat restriktif atas arus valuta domestik ke luar negeri. Cara ini biasanya dirancang untuk menanggulangi kelemahan structural dalam posisi neraca pembayaran mereka.
Perkiraan pergerakan nilai tukar oleh para investor yang kemudian tercermin dalam harga sekuritas dapat juga mempengaruhi neraca modal. Jika valuta suatu negara diperkirakan akan meningkat, para investor luar negeri mungkin mau berinvestasi dalam valuta negara tersebut agar dapat mengambil keuntungan dari apresiasi valuta. Sebaliknya, ceteris paribus, saldo neraca modal sebuah negara akan menurun jika valutanya diperkirakan akan melemah.
Pada saat mengevaluasi mengapa neraca modal suatu negara berubah atau bagaimana akan berubah di masa depan, semua factor harus diperhitungkan secara simultan. Sebuah negara tertentu mungkin mengalami penurunan neraca modal bahkan pada saat suku bunga dalam negerinya sedang menarik, jika valuta negara tersebut diperkirakan akan mengalami depresiasi.


CONTOH NERACA PEMBAYARAN
Contoh Neraca Pembayaran A.S tahun 1990
(dalam Milyar USD)
Kredit Debit
a). Ekspor barang-barang sipil $ 385.6
c). Penjualan alat militer ke luar negeri 9.7
Neraca Perdagangan = a+c – (b+d)
e). Ekspor jasa; (penerimaan pendapatan
investasi dan fees, turisme di AS) $ 246.5
Neraca Berjalan = a + c + e –(b + d + f + g)
h). Investasi swasta asing di AS 45.3
j).Pinjaman negara asing di AS 14.6
Neraca Modal = h + j – (1 + k)
Cadangan devisa negara
m). Selisih yang belum dapat diperhitungkan
(Error and Omission) 66.8 b). Impor barang-barang sipil $491.1
d). Pembelian alat militer 15.1
= Defisit $111.3
f). Impor jasa (wisata ke luar negeri,
pembayaran pendapatan investasi) $212.3
g) Trasnfer unilateral (pemberian-2) 15.8
= Defisit $ 92.9
i). Investast swasta AS di luar negeri 29.8
k). Pinjaman pemerintah AS di luar negeri 2.5
= surplus $ 27.6
l). Kenaikan neto cadangan AS 1.5
= defisit $ 1.5

Struktur Pasar

Pasar persaingan sempurna
Terjadi jika para produsen secara individual di pasar tidak bisa
mempengaruhi harga.
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :
1. jumlah pembeli dan penjual banyak
2. produk yang homogen
3. adanya kebebasan keluar masuk pasar (baik sumber daya maupun
pelaku pasar).
4. tersedianya informasi yang sempurna
penentuan harga pasar dijelaskan dengan kurva permintaan industri secara
total,yang mana merupakan suatu penjumlahan kuantitas hilang produk yang
akan dibeli secara individual pada masing-masing tingkat harga. Selain itu
harga pasar juga dapat ditentukan dengan menggunakan kurva penawaran
industri yang merupakan penjumlahan kuantitas produk yang akan dijual
perusahaan secara individu pada tingkat harga yang berbeda. Nantinya
perpotongan antara kurva penawaran dan permintaan industri akan
menentukan harga pasar.
Pada pasar ini pelaku bertindak sebagai Price taker. Dengan kondisi
pendapatan laba akan terpenuhi secara minimum pada saat QD = QS
 Pasar Monopoli
Adalah dimana dalam satu pasar dikuasai oleh satu orang penjual.
Dalam pasar monopoli terdapat halangan masuk bagi pendatang pelaku baru.
Halangan tersebut terdiri dari :
1. Halangan legal.
Muncul karena adanya hak paten yang dimiliki oleh produsen.
2. Economics Scale
Adanya keadaan perkembangan perekonomian yang mengalami
perkembangan.
3. Kendali monopolis atas sumber daya penting.
Biasanya dilakukan untuk sumber daya vital yang menyangkut
kepentingan hidup orang banyak, biasanya dilakukan oleh pemerintah.
Salah satu hal yang sering terjadi adalah diskriminasi harga,dibedakan menjadi 2 :
1. penetapan harga yang berbeda-beda untuk para pembeli barang yang
sama.
2. penetapan tingkat harga dimana perbandingan antara harga dan MC
berbeda-beda diantara para pembeli.
Tujuan dan manfaat diskriminasi harga agar memungkinkan monopolis untuk
memperoleh penerimaan yang lebih banyak daripada yang dapat diperolehnya
jika hanya menggunakan harga tunggal.
 Pasar Monopolistik
Adalah salah satu bentuk pasar dimana terdapat banyak produsen yang
menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam memiliki dalam
beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas namun setiap
produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang
membedakannya dengan produk lain.
asumsi dari pasar monopolistik :
1. Setiap perusahaan dalam menentukan keputusannya tidak tergantung
pada perusahaan lainnya,karena itu setiap perusahaan menganggap
bahwa harga-harga pesaing,iklan dari pesaing tidak berbeda dengan
tindakannya sendiri. Oleh karen itu perubahan harga oleh suatu
perusahan dianggap tidak akan mempengaruhi perusahaan lain untuk
beraksi mengubah harga-harga mereka.
2. jumlah perusahaan dalam suatu industri sangat banyak dan semuanya
memproduksi produk dasar yang sama. Namun demikian asumsi
bahwa produk adalah homogen sempurna dihilangkan, setiap
perusahaan dianggap mampu untuk membedakan produknya paling
tidak dalam beberapa tingkat atau derajat dari produk-produk
perusahaan saingannya.
Dalam persaingan monopolistik sejalan dengan waktu persaingan jangka
panjang akan banyak perusahaan yang akan memasuki pasar. Jika semakin
banyak perusahaan yang memasuki industri tersebut dan menawarkan barang
pengganti yang sangat dekat (tetapi tidak sempurna) maka pangsa pasar dari
perusahaan yamg pertama akan menurun.
 Pasar Oligopoli
Dimana terdapat sedikit perusahaan, produksi barang yang homogen
dan terstandarisasi.
Perusahaan yang memproduksi yang sama saling melengkapi. Contoh :
Persaingan dalam industri mobil, antara honda, Suzuki Toyota.
Persaingan dalam industri rokok kretek (Bentoel, Djarum)
Pasar duopoli adalah sebuah bentuk khusus dari pasar oligopoli dimana hanya
ada 2 perusahaan yang menghasilkan sebuah produk tertentu yang bersifat
homogen dalam satu pasar.
Penentuan harga dalam pasar oligopoli harga yang ditetapkan oleh perusahaan
pasaing adalah variabel yang konstan. Jika suatu perusahaan mengubah harga
yang ditetapkannya maka perusahaan lainnya akan bereaksi pula dengan
mengubah harga-harga mereka.
Terbentuknya kartel dalam suatu pasar oligopoli akan sangat menguntungkan
jika beberapa perusahaan bersatu dan menentukan harga sehingga bisa
memaksimalkan laba industri secara keseluruhan.
Jenis-jenis pasar oligopoli
1. pasar oligopoli murni
2. pasar oligopoli dengan pembedaan (differensiasi oligopoli)
kebaikan pasar oligopoli :
1. adanya efisiensi dalam menjalankan kegiatan produksi
2. persaingan diantara perusahaan akan memberikan keuntungan bagi
konsumen dalam hal harga dan kualitas barang.
Kelemahan pasar oligopoli :
1. dibutuhkan investasi dan modal yang besar untuk memasuki pasar
karena adanya skala ekonomis yang telah diciptakan perusahan
sehingga sulit bagi pesaing baru untuk masuk ke pasar.
2. apabila terhadap perusahaan yang memiliki hak paten atas sebuah
produk, maka tidak memungkinkan bagi perusahaan lain untuk
memproduksi barang sejenis.
3. perusahaan yang memiliki pelanggan setia akan menyulitkan
perusahaan lain untuk menyainginya.
4. adanya hambatan jangka panjang seperti pemberian hak waralaba oleh
pemerintah sehingga perusahaan lain tidak bisa memasuki pasar.
5. adanya kemungkinan terjadinya kolusi antara perusahaan di pasar yang
dapat membentuk monopoli atau kartel yang merugikan masyarakat.

Mikro Ekonomi (aliran supply side)

Unknown writer

Pendahuluan

Pada tahun 1971-1973 perekonomian Amerika Serikat mengalami boom karena kebijaksanaan fiskal dan moneter yang ekspansif pada periode-periode sebelumnya, sesuai ajaran Keynesian. Akibat perekonomian yang memanas, pada tahun 1973 harga-harga pangan dan bahan baku mulai naik, dan kebetulan pada tahun itu juga terjadi guncangan harga minyak akibat politik embargo yang dilakukan oleh negara-negara penghasil minyak (OPEC) yang menghantam perekonomian Amerika Serikat. Semua mi menyebabkan terjadinya goncangan pada sisi penawaran. Perekonomian mulal lesu, produksi berkurang, pengangguran semakin tinggi, dan pada saat.yang bersamaan inflasi juga meninggi diiringi oleh naiknya harga-harga secara umum.
Mengbadapi gejala-gejala seperti disebutkan di atas para ahli ekonomi agak tersentak, sebab belum pernah menghadapi persoalan seperti mi sebelumnya. Karena gejala-gejala seperti yang diuraikan di atas agak baru, para ahli ekonomi waktu itu kurang tahu mengenai apa yang mesti di perbuat. Tingginya inflasi narnpaknya menghendaki pembatasan kebijaksanaan fiskal dan moneter yang ekspansif. Tetapi goncangan penawaran telab menyebabkan berkurangnya produksi nasional, dengan demikian juga sulit untuk membatasi kebijaksanaan-kebijaksanaan fiskal dan moneter tersebut.
Pada tahun-tahun sebelumnya kebijaksanaan moneter yang restriktif cukup ampuh dalam memerangi inflasi. Bahkan pada akhir tahun 1974, pada saat resesi rnulai jalan, pemerintah America Serikat masih mempertimbangkan suatu program peningkatan tingkat pajak untuk memerangi iñflasi. Tetapi yang betul-betul dilaksanakan tahun 1975 adalah kebijaksanaan fiskal yang ekspansif. $ebagai dampaknya. perekonomian bergerak cepat (terjadi recovery) dan tingkat pengangguran dapat ditekan. Hanya saja, sekarang tingkat inflasi sangat tinggi. Keadaan menjadi lebih parah sewaktu gelombang kenaikan harga-harga minyak kedua pada tahun 1978 kembali menghantam perekonomian Amerika Serikat.
Dalam menghadapi inflasi yang semakin tinggi tersebut pemerintah Amerika Serikat mencoba mengadopsi kebijaksanaan moneter yang baru, sesüai ajaran monetaris, yang terkonsentrasi pada usaha menahan laju pertumbuhan stok uang. Pada saat yang bersamaan permintaan akan pinjaman naik, baik dan pihak produsen maupun konsumen. Khawatir pada berlanjutnya inflasi maka pemerintah Amerika Serikat pada bulan Maret 1980 mengumumkan suatu program pengawasan kredit. Jumlah pinjaman-pinjaman dibatasi. Langkáh ini perlu diambil untuk menahan laju pertumbuhan stok uang.
Sementara pemerintah masih berusaha mengontrol laju pertumbuhan uang untuk menekan inflasi, tahun 1981-1982 terjadi resesi. Di ukur dari tingkat pengangguran yang diakibatkannya, resesi ini dinilai yang terburuk sejak depresi besar-besaran tahun 30-an. Pada akhir tahun 1982 akhirnya pemerintah mengabaikan rencana pembatasan uang sesuai anjuran kubu monetaris, melainkan membiarkan jumlah uang beredar tumbuh cukup tinggi untuk memerangi resesi yang dihadapi. Tentu saja, hal tersebut membuat Milton Friedman, yang menjadi arsitek aliran monetaris, sangat marah. Dalam suratnya ke Wall Street Journal (18 Desember 1985) Friedman menjelaskan bahwa pemerintah (tepatnya, the Fed’s) tidak pernah mengadopsi kebijaksanaan yang dianjurkannya secara serius. Pengakuan pemerintah tahun 1979 yang akan mengadopsi kebijaksanaan moneter sesuai anjuran kubu monetaris dituduh sebagal retorika belaka, tetapi tidak dilakukan seçara konsisten dalam praktek. Lebih lanjut Friedman menjelaskan bahwa sejak the Fed’s mengakui menganut pandangan monetaris tahun 1979 pertumbuhan stok uang justru lebih tidak stabil. Apa yang dilakukan oleh pemerintah, demikian tuduh Friedman, jelas bukan kebijaksanaan sesuai anjuran monetaris!
Kesimpulannya, aliran monetaris memang pernah berhasil meyakinkan orang bahwa stok uang sangat erat kaitannya dengan aktivitas-aktivitas ekonomi, tetapi penerapan kebijaksanaan ekonomi sesuai pandangan monetaris tidak dijalankan dengan sepenuh hati di Amerika Serikat. Kecuali pada periode tahun 1969- 1971 dalam usaha memerangi inflasi yang diwarisi dan pemerintahan Johnson.
Walaupun kebijaksanaan monetaris lahir di Amerika Serikat, tetapi negara yang melaksanakan kebijaksanaan sesuai dengan resep monetaris ini bukanlah pemerintahan Amerika Serikat sendiri, melainkan pemerintahan Thatcher di Inggris. Kebijaksanaan yang dianut oleh Reagan untuk menghadapi inflasi dan kelesuan ekonomi pada tahun 80-an adalah sesuai anjuran aliran baru yang dikenal dengan sisi penawaran (supply-side Economics).

A. PERBEDAAN PANDANGAN KEYNESIAN DAN MONETARIS
Pada Bab 15 sudah disinggung bahwa pada tahun 70-an terjadi debat hangat antara kubu Keynesian dengan kubu monetaris tentang gejala-gejala dan masalah-masalah ekonomi berikut kebijaksanaan yang seyogyanya diambil untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi. Walau pendapat mereka sering bertentangan dimana dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi kubu Keynesian lebih menyukai kebijaksanaan fiskal yang bersifat ekspansif, sedang kubu monetaris lebih menyukai kebijaksanaan moneter yang kontraktif-konservatif, tetapi di antara keduanya mempunyai persamaan, yaitu sama-sama melihat perekonomian dan sisi permintaan.
Berbeda dengan kedua aliran yang disebutkan di atas, aliran sisi penawaran percaya bahwa yang harus diberi perhatian utama bukan segi permintaan seperti yang dilakukan kubu Keynesian maupun monetaris, melainkan sisi penawaran. Perubahan dalam titik pandangan ini terjadi karena masalah ekonomi yang dihadapi tahun 80-an berbeda dengan yang dihadapi pada masa-masa sebelumnya, terutama pada masa Keynes. Seperti pernah diuraikan sebelumnya, pada masa Keynes perekonomian relatif kurang berkembang, ditandai oleh keadaan di mana sering terjadi resesi bahkan juga depresi, dan harga-harga cenderung menurun. Pada tahun 80-an perekonomian juga mengalami kelesuan dengan tingkat pertumbuhan sangat rendah, akan tetapi angka inflasi tinggi karena meningkatnya harga-harga didorong oleh naiknya harga-harga minyak sewaktu negara-negara OPEC melancarkah politik embargo minyak mereka.
Motto kerja aliran sisi penawaran sangat berbeda dengan kubu Keynesian yang lebih suka melakukan fine-tunning. Bagi pakar-pakar aliran sisi penawaran, adalah lebih baik meningkatkan pendapatan nasional lewat pemanfaatan sumber daya penuh dari pada mencoba menekan atau meredakan fluktuasi ekonomi. Kesempatan kerja penuh sangat besar artinya bagi pemikir-pemikir aliran sisi penawaran. Walau misalnya dalam jangka pendek laju pertumbuhan kesempatan kerja hanya naik sedikit, tetapi dampak jangka panjangnya sangat besar karena dampak tersebut bekerja secara kumulatif. Adapun kunci utama untuk mencapai tingkat kesempatan kerja penuh ialah dengan inemberi insentif pada para pelaku ekonomi agar mau lebih rajin bekerja dan berproduksi
Begitu juga dalam usaha mengatasi inflasi dan pengangguran, jalur yang ditempuh oleh aliran sisi penawaran bukan melalui pengeluaran pemerintah sebagaimana dianjurkan kubu Keynesian, tetapi justru sebaliknya yaitu melalui program penurunan pajak. Alasan yang dikemukakan mereka, turunya pajak akan menambah gairah investasi, yang akan mendorong peningkatan dalam produksi. Dengan meningkatnya produksi maka masalah pengangguran dapat diatasi dan sekalihus inflasi dapat diredakan.
Perbedaan lain dengan kubu Keynesian ialah dan jangka analisis. Kalau kubu Keynesian menggunakan analisis jangka pendek, maka tekanan utama aliran penawaran adalah kebijaksanaan pertumbuhan jangka panjang, yang dilakukan dengan mempromosikan kesempatan kerja penuh dan perubahan teknologi. Dalam hal ini kubu sisi penawaran mirip dengan kubu monetaris, yang sama-sama cenderung rnenggunakan analisis jangka panjang. Persamaan lainnya dengan kubu monetaris adalah dalam penggunaan kebijaksanaan ekonomi, di mana kedua kubu sama-sama tidak menyukai kebijaksanaan yang bersifat ekspansif, baik dalam kebijaksanaan fiskal maupun nioneter. Terakhir, kedua kubu sama-sama kembali melirik ke teori-teori klasik yang sama sekali ditinggalkan oleh Keynes dan para pendukungnya.
Menurut Lipsey dan Steiner (1981) ajaran yang dikembangkan oleh pemikir-pemikir aliran sisi penawaran ini persis sama dengan yang dianjurkan oleh Adam Smith dengan teori klasiknya, hanya dalam versi yang lebih modern. Persamaan pandangan sisi penawaran dengan ajaran klasik atara lain: (1) dalam menjelaskan inflasi maupun deflasi keduanya sama-sama menekankan pembahasan dari sisi produksi, atau sisi penawaran; (2) dalam mengontrol inflasi mereka menggunakan pendekatan yang sama yaitu dengan mendorong kurva penawaran agregat ke kanan, di mana dengan cara ini produksi (output) akan meningkat, dan pada saat yang sama harga-harga dapat ditekan ke bawah; dan (3) dalam memperbaiki perekonomian lebih suka mendorong sisi penawran ke kanan, bukan mengutak-atik sisi permintaan agregat-seperti yang dilakukan kubu Keynesian

B. PROGRAM PENURUNAN PAJAK DAN ANGGARAN BERIMBANG
Kebijaksanaan yang dilancarkan negara-negara penghasil minyak yang tergabung dalam OPEC telah menggoncang perekonomian Amerika Serikat dua kali. Goncangan pertama terjadi pada tahun 1973/1974. Pada goncangan pertama inni harga-harga minyak naik sampai empat kali lipat dalam sekejap. Akibatnya perekonomian di negara-negara Industri mengalami resesi yang sangat parah, terburuk sesudah depresi besar-besaran tahun 30-an. Goncangan kedua terjadi tahun 1979/1980, juga oleh kenaikan harga-harga minyak. Akibat dari goncangan di sisi penawaran tersebut harga-hanga jadi naik, dan inflasi melambung. Kedua goncangan tersebut membuat orang takut pada goncangan yang terjadi pada sisi penawaran, yang didorong oleh kenaikan biaya-biaya. Jika kurva penawaran bergeser ke kiri, output berkurang dan pada saat yang bersamaan harga-harga melambung.
Dalam situasi seperti ini, kalau seandainya dilakukan kebijaksanaan ekspansif, baik kebijaksanaan fiskal maupun moneter, maka harga-harga akan semakin tinggi dan inflasi tentu akan semakin membubung. Oleh karena itu timbul pemikiran bahwa yang sebaiknya diutak-utik adalah sisi penawaran (supply shocks). Dengan mendorong penawaran agregat ke kanan maka output akan bertambah, dan bersamaan dengan itu harga-harga akan semakin menurun. Ini jelas merupakan hal yang sangat menarik. Ibarat pepatah, sambil menyelam minum air, sambil memaju pertumbuhan output nasional, tingkat inflasi dapat ditekan.
Sekarang apa kebijaksanaan dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mendorong kurva penawaran ke sebelah kanan dalam upaya mempromosikan peningkatan output nasional sekaligus membuka kesempatan kerja serta menekan laju inflasi tersebut? Cara yang dianjurkan untuk ditempuh cukup banyak, antara lain: (I) mendorong masyarakat untuk lebih rajin menabung; (2) menurunkan tingkat pajak; (3) mendorong masyarakat untuk lebih berani mengambil resiko dalam berusaha; (4) mendorong mobilisasi angkatan kerja, dan (5) mendorong masyarakat untuk lebih banyak bekerja di sektor riil.
Iangkah pertama yang mendorong masyarakat untuk lebih rajin menabung, kalau diperhatikan, sangat berbeda dengan pandangan kubu Keynesian. Kubu Keynesian menganggap kegiatan menabung hanya baik untuk segolongan orang, tetapi jika hal ini dilakukan oleh semua orang, akan memberikan dampak negatif terhadap perekonomian nasional atau masyarakat secara keseluruhan (paradox of thrift). Kubu sisi penawaran justru melihat aktivitas menabung dan sisi positifnya, di mana dengan semakin besarnya tabungan masyarakat maka akan terkumpul dana untuk kegiatan investasi, dan selanjutnya hal ini akan mendorong peningkatan dalam produksi dan sekaligus peningkatan dalam pendapatan nasional serta pembukaan lapangan kerja baru.
Kedua, dengan menurunkan tingkat pajak, maka produksi akan meningkat sebab orang akan terdorong untuk bekerja lebih rajin. Pendapat ini betul-betul “asli” dari pemikir-pemikir aliran sisi penawaran. Bagaimanapun, pendapat ini sedikit kontroversial, dan karenanya perlu akan dibahas lebih detil kemudian.
Ketiga, yaitu mendorong masyarakat untuk lebih berani mengambil risiko, juga perlu dilakukan dengan menurunkan tingkat pajak dibarengi dengan langkah-langkah deregulasi di bidang perekonomian. Dengan cara begini maka pengusaha-pengusaha akan lebih terdorong untuk melakukan investasi dan menggali inovasi serta temuan-temuan baru untuk meningkatkan produksi.
Keempat, yaitu mendorong mobilitas angkatan kerja, dilakukan dengan menghentikan program-program bantuan sosial dan pemerintah, misalnya dengan mengurangi bantuan pangan (foodstamps) atau bantuan daerah-daerah miskin dan sejenisnya. Dengan dikuranginya program-program bantuan sosial ini orang akan terpaksa mencari kerja di lapangan atau daerah lain yang lebih menjanjikan masa depan yang lebib baik. Langkah ini oleh sebagian orang dinilai terlalu “dingin” dan kurang berperikemanusiaan, tetapi pakar-pakar aliran sisi penawaran yakin hasilnya dijamin lebih efektif dalam usaha mengatasi kemiskinan. Dasar asumsinya ialah, jika golongan-golongan miskin tertentu tetap dibantu, mereka akan menjadi manja, mentalnya menjadi lembek, tidak mandiri, tidak mau berusaha mencari pekerjaan yang lebih baik dan di masa datang akan selalu tergantung pada bantuan pemerintah. Langkah yang terlalu dingin seperti ini tentu akan menimbulkan debat hangat di berbagai kalangan, balk di kalangan ekonom maupun politisi (apalagi politikus) jika dianjurkan di Indonesia, terutama dengan hangat-hangatnya program Inpres Desa Miskin dalam upaya mengentaskan kemiskinan dari bumi Indonesia saat buku ini ditulis.
Kelima, mendorong masyarakat untuk lebih banyak bekerja di sektor riil, yaitu mengarahkan masyarakat untuk lebih banyak bekerja di sektor-sektor atau bidang usaha yang betul-betul tampak hasilnya dalam peningkatan output nasional. Perluasan lapangan pekerjaan di bidang-bidang sosial seperti hukum, sosial, antropologi, keguruan dan bahkan ekonomi serta akuntansi tidak begitu. dianjurkan, sebab hasil pekerjaan mereka tidak begitu nampak dalam upaya meningkatkan produk atau output nasional.
Pandangan yang disebut terakhir agaknya relevan untuk masyarakat Indonesia saat ini, dimana sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang ada lebih banyak menghasilkan manusia yang hanya ahli dalam “bercakap-cakap” tetapi tidak begitu nampak produksi nyatanya. Jenis sarjana yang lebih dibutuhkan Indonesia di masa sekarang dan masa depan adalah para insinyur, sarjana politeknik, bukan lulusan fakultas hukum, IKIP, ekonomi sosial, politik dan sejenisnya yang lulusannya sudah jauh melampaui jumlah yang diperlukan atau diminta pàsar kerja.
Dari berbagai langkah yang disebutkan di atas, langkah yang paling disukai dan sering diidentikkan dengan ajaran sisi penawaran ialah langkah kedua, yaitu lewat program pemotongan pajak. Pakar-pakar aliran sisi penawaran percaya bahwa pemotongan pajak tidak akan menyebabkan berkurangnya produksi nasional, tetapi justru akan meningkatkannya Bahkan lebih jauh mereka menjamin bahwa pemotongan pajak ini sendiri tidak akan mengurangi penerimaan pemerintah dalam total pajak yang dikumpulkan.
Preposisi yang diajukan oleh ahli-ahli ekonomi sisi penawaran ini jelas agak bersifat kontroversil. Pendapat umum waktu itu ialah, bahwa tingkat pajak yang lebih rendah berarti penerimaan pemerintah yang lebih rendah pula. Tetapi menurut ahli-ahli sisi penawaran tidak demikian. Pengurangan beban pajak dapat meningkatkan penerimaan pemerintah karena adanya dampak insentif terhadap partisipasi kerja yang lebih tinggi. Misalkan pada awalnya pemerintah menetapkan pajak sebesar 25 persen dari tambahan pendapatan. Jika orang menerima upah 10 dolar AS per jam, maka yang dikantonginya hanya 7,5 dolar, dan yang 2,5 dolar lari ke tangan pemungut pajak, yaitu pemerintah. Sekarang misalkan beban pajak dipotong menjadi 15 persen dari tambahan pendapatan. Berarti uang yang masuk kantong sekarang adalah 8,5 dolar per jam. Ini akan mendotong orang lebih aktif dan bekerja lebih lamma kalau program ini bisa menaikkan rata-rata jam kerja sebanyak dua jam, maka yang diterima pemerintah bukan 1,5 dolar, melainkan 3 dolar Angka ini jelas lebih besar dari 2,5 dolar seperti yang diterima sebelum program pemotongan beban pajak.
Pakar-pakar aliran sisi penawaran percaya bahwa program pemotongan pajak akan menguntungkan semua pihak. Pekerja memperoleh pendapatan sesudah pajak (income after tax) yang lebih tinggi, pemerintah juga memperoleh penerimaan total dari pajak yang juga lebih besar. Jam kerja yang lebih lama berarti output nasional akan meningkat, dan perekonomian akan berkembang.
Pandangan dari tokah-tokoh sisi penawaran ini nampaknya sangat disukai dan didukung oleh Presiden Reagan, ditunjukkan dengan diumukannya program penurunan tingkat pajak tahun 1981. Ada dua alasan utama mengapa kebijaksanaan penurunan pajak ini disukai oleh Reagan. Pertama, sebagaimana yang dijanjikan oleh pakar-pakar ekonomi aliran sisi penawaran, dengan mengurangi pajak maka partisipasi kerja akan meningkat, sehingga mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja sekaligus mengurangi angka inflasi. Kedua, Reagan tidak suka kongres memegang dana (yang diperoleh dan hasil pemungutan pajak) terlalu banyak, sebab program-program yang dijalankan mereka kebanyakan dinilai tidak efektif. Jika pemasukan dari pajak tetap tinggi, maka dana yang tersedia untuk program-program pemerintah juga tinggi, dan akan lebih banyak dana yang digunakan untuk program-program yang tidak efektif:
Jika ditinjau ke belakang, sejak táhun 60-an peran pemeerintah dalam perekonomian cenderung menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dan besarnya bagian pengeluaran pemerintah dalam GNP. Hal seperti ini tidak hanya terjadi di Amerika Serikat, tetapi juga dijumpai di negara-negara lain sebagai akibat pengaruh ajaran Keynesian. Di Amerika sejak tahun 1981 kebijaksanaan pengeluaran pemerintah yang tumbuh terlalu cepat mendapat serangan tajam dari berbagai pihak, terutama kelompok sisi penawaran: Alasan utama ketidaksenangan tersebut adalah karena kenyataan bahwa sebagian besar dari program-program yang berasal dari pemerintah tidak memberikan manfaat yang memadai, dan di lain pihak beban pajak masyarakat terlalu tinggi.
Banyak hasil studi menunjukkan bahwa hasil-hasil yang dicapai dari berbagai program pengeluaran pemerintah tidak memberikan hasil memadai, bahkan tidak sedikit yang hasilnya mendapat predikat buruk sekali. Bahkan program-program yang mempunyai tujuan mulia seperti sistem keamanan sosial (social security system) dan program kupon pangan (food stamp program) tidak lepas dan berbagai kritik isu-isu tentang ketidakefektifan program-program pemerintah yang lebih rinci dapat di lihat antara lain dalam tulisan Peter Saunders dan Friednich Klan dalam The Role of the Public Secror: (1985).
Implikasi dari berbagai kritik tersebut ialah perlunya melakukan evaluasi terhadap program-program pemerintah. Yang nyata-nyata tidak atau kurang efektif dikurangi atau ditiadakan sama sekali, dan hanya program-program yang nyata-nyata bermanfaat boleh dilanjutkan.
Karena program-program pemerintah banyak yang tidak efektif, satu-satunya cara yang logis untuk membatasi pengeluaran pemerintah ialah dengan mengurangi pemasukannya. Kalau pemasukan tetap tinggi, maka pengeluaran tentu akan tetap tinggi pula. Dan cara paling ampuh untuk mengurangi penerimaan pemerintah adalah dengan mengurangi beban pajak. Secara sederhana, dari pada susah-susah mengumpulkan pendapatan dari pajak untuk membelanjai program-progam pemerintah yang tidak efektif hasilnya, lebih baik membiarkan dana tetap berada di tangan masyarakat. Biarkan mereka mengatur sendiri apa yang terbaik yang bisa dilakukan dengan dana yang ada di tangannya. Dengan dasar kepercayaan bahwa tiap orang rasional dan tahu apa yang terbaik untuk meningkatkan kesejahteran mereka masing-masing, meereka pasti mampu mengalokasikan dana untuk kegiatan-kegiatan produktif yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka masing-masing. Dengan dikuranginya beban pajak, bagian dana untuk kegiatan-kegiatan produktif di tangan masyarakat menjadi lebih besar sehingga produksi akan bertambah dan begitu juga kesempatan kerja terbuka lebih luas sehingga pendapatan dan kesejahteraan masyarakat luas akan meningkat.
Kesimpulannya, pemikir-pemikir aliran sisi penawaran percaya bahwa dampak positif penggunaan dana sendiri oleh swasta terhadap peningkatan output nasional, perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lebih besar dibandingkan dengan keadaan di mana pajak dikumpulkan terlebih dahulu untuk kemudian dialokasikan oleh pemerintah untuk berbagai program pembangunan.
Demikianlah, maka pada masa pemerintahan Reagan dilakukan apa yang disebut tax revolt, yaitu program pembatasan berbagai bentuk pajak, yang disertai jaminan konstitusi amandemen bahwa pengeluaran pemerintah harus berimbang dengan penerimaan (balance budget). Amandemen anggaran berimbang mempunyai target agar pengeluaran pemerintah diturunkan hingga 20 persen dari GNP. Dengan pematokan seperti itu, berarti pengeluaran pemerintah hanya rnungkin naik jika GNP naik. Pendukung program yang bersifat balance budget antara lain Alan Blinder dan Douglas HoltzEakin, serta Herbert Stein. Dalam jurnal: Public Opinion and the Balance Budget (1984) Blinderdan Eakin menyatakan bahwa seperti pengawasan upah-harga, program anggaran yang berimbang juga lebih populer di kalangan masyarakat dari pada kalangan pakar-pakar ekonomi. Sebuah pengumpulan pendapat yang dilakukan sepuluh tahun sesudah depresi besar-besaran memperlihatkan bahwa 61 persen penduduk lebih suka mengurangi pengeluaran pemerintah untuk mengimbangi anggaran, dan hanya 17 persen yang menentang. Hingga sekarang popularitas gagasan anggaran berimbang tidak pernah turun.
Sesungguhnya, berapa sebaiknya bagian pengeluaran pemerintah dan GNP? Pertanyaan seperti ini sulit dijawab. Lagi pula, yang menentukan biasanya bukan para pakar ekonomi, melainkan sekelompok politisi. Mereka biasanya ingin tampil “hebat” dengan berbagai program untuk membantu sekeompok masyarakat tertentu. Padahal kalau mereka bisa sedikit low profile, dan tidak membebani pajak terlalu tinggi untuk mendanai program-program mereka yang lebih banyak tidak efektif, hasilnya dipercaya akan lebih baik bagi masyarakat secara keseluruhan.

Pada tahun 1983-1984 perekonomian Amerika Serikat kembali sembuh. Untuk keberhasilan ini pakar-pakar aliran sisi penawaran mengklaim bahwa keberhasilan tersebut adalah sebagai dampak dari kebijaksanaan yang dijalankan selama ini sesuai anjuran kubu sisi penawaran. Mereka bersikeras bahwa program pemotongan pajak yang dilakukan awal tahun 1982 telah berhasil menjalankan misinya meningkatkan output dan menekan inflasi lewat pemberian insentif yang lebih besar pada masyarakat untuk bekerja lebih aktif. Tetapi sebagian pakar lain percaya hal ini disebabkan oleh dampak kebijaksanaan moneter yang ekspansif di masa sebelumnya.
Karena bukti-bukti menunjukkan bahwa kebijaksanaan yang dijalankan sesuai anjuran kubu sisi penawaran ini kurang ampuh, maka tidak ayal teori-teori dan pandangan-pandangan mereka menjadi sasaran kritik. Kritik tentang praktek kebijaksanaan pemotongan pajak yang dilakukan semasa pemerintahan Reagan atas anjuran ahli-ahli ekonomi sisi penawaran tersebut antara lain dapat dilihat dari tulisan Richard H. Fink: Greed is Not Enough: Reaganomics (1982).
Tetapi anehnya, yang mengajukan kritik tidak hanya pihak luar. Kritik yang paling mengejutkan justru datang dari David Stockman, seorang kepercayaan Reagan yang mengarsiteki kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi di bawah Reagan. Dalam bukunya yang cukup menggemparkan (segera menduduki posisi best seller setelah beberapa hari diterbitkan): The Triumph of Politics (1986), Stockman mengungkapkan bahwa ia sendiri sebagai direktur utama bidang manajemen dan anggaran dalam pemerintahan Reagan tidak mempercayai peramalan-peramalan yang dibuatnya sendiri di bawah pemerintahan Reagan.
Pakar-pakar aliran sisi penawaran sendiri nampaknya banyak yang kesal dengan kebijaksanaan Reagan yang kurang konsisten. Pada awal pemerintahannya ia muncul dengan komitmen untuk mengurangi pajak demi mengurangi. pengeluaran pemerintah lewat program pemotongan pajak Kemp-Roth. Tetapi sementara itu ia juga membangun proyek star wars yang butuh biaya sangat besar. Tidak heran kalau anggaran selalu defisit.







Kesimpulan

Aliran ini merupakan begian dari gerakan kontra revolusi yang bersikap[ anti keynesian , baik dalam pola pemikiran maupun penerapannya di bidang kebijaksaaan , Aliran ini erat berkaitan dengan pemikiran moneteries . Tema pokok dalam kerangka pemikiran supplysiders economic ialah kebijkasanaan pemerintah harus dipusatkan pada segi pasok barang dan jasa dan cara – cara bagaimana pasok barang dan jasa dapat dipengaruhi . Pemikiran ini bertentangan dengan pemikiran keynes yang dianggap terlalu mengutamakan segio pengelolaan permintaan agregatif .

Para penganut aliran supplyside economi berpendirian bahwa keadaan yang ditandai oleh inflasi harus ditanggungi bukan meningkatkan pajak , melainkan justru harus ditujukan kearah pengurangan pajak ,dengan penguranagan beban pajak akan membawa insentif untuk mendorong peningkatan produksi ketimbang menambah hasrat berkonsumsi . Oleh karena tingkat kenaikan produksi akan melebihi tingkat kenaikan konsumsi , maka hal ini akan meredakan tekanan inflator dan sekaligus membuka jalan untuk pertumbuhan ekonomi dengan laju yang lebih cepat . Demikian dapat diungkapkan secara sederhanaan intisari pekiraan aliaran supllysiders economics.

Penutup

Walaupun teori-teori dan pandangan-pandangan aliran sisi penawaran cukup banyak dibahas, pendekatan sisi penawaran lebih dianggap sebagai perkembangan dalam kebijaksanaan ekonomi dari pada teori ekonomi. Bahkan Daniel Bell dan Irving Kristol, misalnya, tidak memasukkan supply-side economics dalam buku yang mereka sunting: The Crisis in Economic Theory, tidak lain karena pendekatan sisi penawaran ini tidak dianggap sebagai teori umum sebagaimana yang ada pada teori-teori klasik atau Keynes.