Seoul National University
Foto yang dirilis Universitas Nasional Seoul menunjukkan salah satu anjing jenis beagle hasil kloning yang menyala jika terpapar ultraviolet.
/
Rabu, 29 April 2009 | 07:00 WIB
SEOUL, KOMPAS.com — Para ilmuwan di Korea Selatan mengklaim telah berhasil mengkloning empat ekor anjing jenis beagle. Uniknya, tubuh keempat anjing tersebut bisa menyala.
Tubuhnya hanya akan berpendar warna merah jika dipapar sinar ultraviolet. Bagian yang berpendar terutama di kuku dan bagian tubuh yang berkulit tipis seperti perut.
Profesor Lee Byeoung-chun dari Universitas Nasional Seoul yang memimpin riset kloning ini menyebutnya sebagai anjing transgenik pertama di dunia yang membawa gen fluorescent. Sebelumnya, peneliti AS dan China baru bisa melakukannya pada tikus dan babi.
"Pencapaian penting dalam riset ini tidak hanya warna merahnya itu, namun gen yang berhasil kami tanam di tubuhnya," ujar Lee. Teknik penyisipan gen yang dapat membuat tubuh berpendar biasanya dimanfaatkan untuk mendeteksi sel-sel kanker dalam rangka mengembangkan terapi pengobatan.
Tim yang dipimpin Lee menggunakan sel kulit anjing induknya untuk menghasilkan keempat anjing kloning tersebut. Para peneliti menyisipkan gen fluorescent sebelum intil sel tersebut disuntikkan ke dalam sel telur kosong dan ditanam ke rahim anjing angkatnya.
Anjing-anjing kloning tersebut lahir pada Desember 2007. Awalnya ada 6 ekor anjing kloning yang berhasil lahir dengan selamat, namun dua di antaranya tidak bertahan hidup. Empat lainnya yang sehat diberi nama Ruppy, kependekan dari ruby dan puppy.
Foto yang dirilis Universitas Nasional Seoul menunjukkan salah satu anjing jenis beagle hasil kloning yang menyala jika terpapar ultraviolet.
/
Rabu, 29 April 2009 | 07:00 WIB
SEOUL, KOMPAS.com — Para ilmuwan di Korea Selatan mengklaim telah berhasil mengkloning empat ekor anjing jenis beagle. Uniknya, tubuh keempat anjing tersebut bisa menyala.
Tubuhnya hanya akan berpendar warna merah jika dipapar sinar ultraviolet. Bagian yang berpendar terutama di kuku dan bagian tubuh yang berkulit tipis seperti perut.
Profesor Lee Byeoung-chun dari Universitas Nasional Seoul yang memimpin riset kloning ini menyebutnya sebagai anjing transgenik pertama di dunia yang membawa gen fluorescent. Sebelumnya, peneliti AS dan China baru bisa melakukannya pada tikus dan babi.
"Pencapaian penting dalam riset ini tidak hanya warna merahnya itu, namun gen yang berhasil kami tanam di tubuhnya," ujar Lee. Teknik penyisipan gen yang dapat membuat tubuh berpendar biasanya dimanfaatkan untuk mendeteksi sel-sel kanker dalam rangka mengembangkan terapi pengobatan.
Tim yang dipimpin Lee menggunakan sel kulit anjing induknya untuk menghasilkan keempat anjing kloning tersebut. Para peneliti menyisipkan gen fluorescent sebelum intil sel tersebut disuntikkan ke dalam sel telur kosong dan ditanam ke rahim anjing angkatnya.
Anjing-anjing kloning tersebut lahir pada Desember 2007. Awalnya ada 6 ekor anjing kloning yang berhasil lahir dengan selamat, namun dua di antaranya tidak bertahan hidup. Empat lainnya yang sehat diberi nama Ruppy, kependekan dari ruby dan puppy.
Posting Komentar